Keponakan klaim bisnis Aiptu LS mata pencarian rakyat Papua
Merdeka.com - Sejak ditahan di Bareskrim Polri, Aiptu Labora Sitorus terus dibesuk keluarganya. Hari ini, istri, anak, serta bapak angkatnya datang menjenguk.
Mereka datang terpisah. Istri dan anak Aiptu Labora Sitorus datang sekitar pukul 12.00 WIB, sedangkan Risman (keponakan), Hengki (bapak angkat) dan Ana (ibu angkat) Aiptu LS datang pukul 12.30 WIB.
Pantauan merdeka.com, Minggu (19/5), rombongan keponakan Labora keluar lebih dulu sekitar pukul 15.30 WIB. Risman, keponakan Labora menceritakan dirinya belum sempat bertemu dengan pamannya.
"Tadi kita di dalam tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan yang bersangkutan," kata Risman usai menjenguk di Bareskrim, Mabes Polri, Minggu (19/5).
Karena tak dapat bertemu, Risman hanya bisa berkomunikasi lewat telepon. "Kita hanya teleponan di dalam, tapi kabarnya masih sehat, jelasnya.
Meski demikian, Risman tetap memberi dukungan untuk pamannya. Meski tak ingin mencampuri urusan hukum LS, Risman mengklaim kasus ini membuat sebagian rakyat Papua telah kehilangan pekerjaan.
Saat dicecar lebih jauh maksud dari pernyataannya itu, Risman bersama rombongan buru-buru pergi meninggalkan Mabes Polri.
"Saya tidak masuk ke ranah hukum, itu urusan sama pengacara. Tapi yang pasti karena kejadian ini, banyak rakyat Papua yang tidak bisa kerja dan tidak mendapatkan penghasilan, dan itu sangat disayangkan," klaimnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hengki juga meminta LS tetap semangat. "Kita dukung dalam doa, karena kita adalah manusia yang beriman," jelas Hengki.
Sedangkan istri dan anak Aiptu LS sampai saat ini masih di dalam.
Aiptu LS diketahui memiliki rekening tabungan dengan nilai fantastis mencapai Rp 1,5 triliun. Diduga uang-uang itu didapat dari hasil bisnis kayu dan BBM.
Setelah diselidiki bisnis itu ilegal dan dia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penimbunan bahan bakar. LS kemudian diperiksa di Polda Papua untuk dimintai keterangan.
Tapi dia mangkir, dan memilih ke Jakarta dan mencari sejumlah dukungan lewat sebuah LSM. Belum lagi kembali ke Jakarta, LS sudah ditangkap tim penyidik Mabes Polri.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebut Situasi Papua Aman, Kapolda dan Pangdam Berharap Perayaan Natal & Tahun Baru Lancar dan Damai
Seperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca SelengkapnyaIni Daerah di Papua dengan Biaya Distribusi Logistik Pemilu Tertinggi, Butuh Rp10 Miliar Sampai TPS
Tingginya biaya distribusi logistik Pemilu di Papua tidak terlepas dari medan terjal
Baca SelengkapnyaPPP: Kekayaan Papua Jangan Hanya Untungkan Segelintir Orang, Tapi Tidak Bawa Kemakmuran Rakyat
Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menggelar konsolidasi bersama kader dan Caleg di Nabire Papua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPasok Amunisi dan Berulang Kali Terlibat Penyerangan, Anggota KKB Papua Diserahkan ke Jaksa
Penyidik Satreskrim Polres Nduga menyerahkan anggota KKB Papua, ED alias Altau kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaPenghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman
Ribuan mahasiswa dan masyarakat secara mengarak peti jenazah Lukas Enembe menuju persemayaman.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca Selengkapnya14 Orang Terluka akibat Kerusuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe, Termasuk Pj Gubernur Papua
Korban luka akibat kerusuhan saat iring-iringan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, mencapai 14 orang.
Baca Selengkapnya4 Provinsi di Papua Belum Rekapitulasi Nasional, Begini Penjelasan KPU
KPU mengakui, sejumlah provinsi di Papua belum terjadwal untuk diplenokan dalam rapat rekapitulasi hasil Pemilu 2024 tingkat nasional.
Baca Selengkapnya