Kebakaran Hutan Muncul di Lereng Gunung Semeru
Api membakar lahan hutan di blok Ayak-ayak dan Sentong.
Api membakar lahan hutan di blok Ayak-ayak dan Sentong.
Api membakar lahan hutan di blok Ayak-ayak dan Sentong. Upaya pemadaman terus dilakukan oleh petugas gabungan.
Kondisi cuaca kemarau ditambah angin kencang membuat kobaran api semakin luas. Selain itu, medan yang sudah dijangkau menjadi kendala petugas untuk melakukan pemadaman. Upaya pemadaman pun dilakukan secara manual.
Hingga kini, petugas gabungan dari Balai Besar TNBTS, TNI dan Polri terus melakukan upaya pemadaman agar api tidak semakin meluas.
Beruntung, kebakaran tersebut tidak meluas hingga ke wilayah pemukiman warga di Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
"Langkah sudah kami ambil, petugas jajaran sudah kami perintahkan sekaligus sudah mengalokasikan kebakaran sehingga ke depan kebakaran tidak terjadi lagi," ujar Dandim 0821/Lumajang Letkol Czi Gunawan Indra saat dikonfirmasi, Sabtu (14/10).
Ia menambahkan, penyebab terjadinya kebakaran tersebut lantaran kondisi alam yang berada pada musim kemarau.
Petugas kesulitan melakukan pemadaman, lokasi yang terjal dan kencangnya embusan angin.
Baca SelengkapnyaLongsor diduga akibat curah hujan yang tinggi pada Minggu kemarin.
Baca SelengkapnyaPelaku membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. Namun api tak terkendali hingga merambat ke areal dengan luas sekitar 0,5 hektare.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaMiris, hutan lindung di lereng Gunung Lawu sudah terbakar tiga kali dalam sebulan.
Baca SelengkapnyaLaporan sementara, kebakaran berada di beberapa blok TN Gunung Ciremai yang berlokasi di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan.
Baca SelengkapnyaIbunda korban meminta agar pelaku dihukum seberat - beratnya.
Baca SelengkapnyaKeringnya embung tersebut berdampak pada lahan pertanian di sekitarnya
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca Selengkapnya