Harga Vaksin Gotong Royong Dianggap Mahal, Ini Penjelasan Bio Farma
Merdeka.com - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjawab soal harga vaksin gotong royong yang dianggap terlalu mahal. Honesti bilang, vaksin gotong royong telah dievaluasi oleh BPKP.
"Jadi vaksin gotong royong ini kami mengajukan struktur harga dan sebelum nanti ada penetapan dari Kemenkes ini direview dan dievaluasi kewajarannya oleh BPKP," ujar Honesti saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5).
Ia bilang, proses itu tidak hanya dilakukan untuk vaksin gotong royong tetapi juga vaksin program pemerintah. Penetapan harga juga berada di tangan Menteri Kesehatan.
"Terkait penetapan terakhirnya itu ada di kewenangan Menkes. Sebagai contoh beberapa struktur yang kami kirim ke BPKP untuk mendapatkan review terkait masalah harga produk. Kalau dia merupakan vaksin jadi itu berapa harga impornya, bea masuknya, bea importasi, handling, transportation naik pesawat kemudian juga ada cold chain di pesawat untuk menjamin kualitas vaksin," ujar Honesti.
"Nanti sampai di Indonesia biaya transportasinya dari bandara ke gudang bio farma, kemudian ada biaya quality control untuk pengetesan terhadap vaksin. Ada banyak komponen yang kami sajikan lengkap ke BPKP untuk mendapatkan evaluasi," jelasnya.
Honesti menjelaskan, penetapan harga vaksin gotong royong untuk korporasi sudah disurvei oleh KADIN. 80 persen korporasi tidak keberatan dan sanggup vaksin gotong royong sebesar 500 ribu sampai 1 juta tidak
"Dan dari info yang kami dapatkan dari KADIN, 80 persen dari korporasi mereka mengatakan sanggup membayar antara 500rb-1 juta rupiah untuk dua kali dosis," jelasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu
Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaSelain Memperbanyak ASI, Ini 11 Khasiat Daun Katuk untuk Kesehatan
Daun katuk, dengan bentuknya yang lonjong dan corak keperakan di bagian tengah, biasanya diolah menjadi sayur bening bersama jagung manis dan wortel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras
Mengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Minyak Makan Merah Bakal Jadi Tren, Banyak Vitamin di Situ
Harga minyak makan merah juga di bawah minyak goreng biasa. Dia mengatakan bahwa minyak makan merah akan terus dikembangkan di provinsi-provinsi lain di RI.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong
Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.
Baca SelengkapnyaPenghasilan Tak Cukup Buat Beli Nasi dan Lauk, Kakek Tini Makannya Cuma Parutan Kelapa buat Ganjal Perut yang Lapar
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaPembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?
Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.
Baca Selengkapnya