Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di depan Australia, Indonesia tak lagi galak soal hukuman mati

Di depan Australia, Indonesia tak lagi galak soal hukuman mati Ilustrasi Hukuman Mati. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan telah menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat Australia. Dialog itu merupakan yang pertama sejak isu penyadapan pejabat Indonesia oleh Australia dan pelaksanaan hukuman mati duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Syukumaran bulan Maret lalu.

Sepulang dari Australia, Luhut mengatakan pemerintah melakukan morotarium atau penghentian sementara hukuman mati. Dia memastikan eksekusi mati gelombang ketiga ditunda. Alasannya, pemerintah akan fokus membenahi perekonomian daripada melakukan hukuman mati pada para pengedar narkoba.

"Saya sudah katakan, kami belum berpikir melakukan hukuman mati sepanjang ekonomi kita masih seperti ini. Kami konsentrasi pada ekonomi, kalau ada apa-apa kita bicarakan. Mereka sepakat," kata Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan, usai kunjungan ke Australia di Kantornya, Kamis (19/11).

Luhut menambahkan pertemuan dengan Australia berlangsung cair. Australia bahkan menawarkan Indonesia untuk mengadakan kerja sama lanjutan di bidang militer.

Sikap ini jelas berbeda saat Indonesia mengeksekusi Duo Bali Nine. Australia habis-habisan mengecam pemerintah Indonesia. Perdana Menteri Australia Tonny Abbot saat itu mengancam menarik pulang duta besarnya dari Indonesia.

Tak cuma itu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, yang mengungkit bantuan negaranya saat tsunami di Aceh 10 tahun lalu. Aksi Abbot itu menuai kecaman masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk protes dan sindiran, rakyat Indonesia mengumpulkan koin untuk diberikan pada Abbot.

Beberapa nama yang rencananya akan dieksekusi mati di antaranya Warga Prancis, Serge Areski Atlaoui. Seharusnya ahli kimia pabrik narkotik di Cikande tersebut dieksekusi pada gelombang kedua. Namun dia mengajukan gugatan perlawanan hukum, hingga hukumannya ditangguhkan.

Selain itu ada Mary Jane yang lolos secara dramatis di detik-detik terakhir hukuman mati. Dia selamat gara-gara wanita bernama Maria Kristina Sergio di Filipina mengaku telah menjebaknya. Namun Mary Jane tetap dijadwalkan menjalani hukuman mati di gelombang ketiga.

Saat itu, reaksi keras dan ancaman datang tak cuma dari Australia, sampai Sekjen PBB ikut-ikutan menyalahkan Indonesia. Brazil juga mengancam menghentikan kerja sama dengan Indonesia. Tekanan politik internasional sangat besar.

Maka dengan alasan pembangunan ekonomi, para terpidana mati sesaat bisa bernapas lega. Tapi entah sampai kapan.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Tantang Timnas Indonesia Kalahkan Australia: Besok Menang, Kita Bicara Bonus
Jokowi Tantang Timnas Indonesia Kalahkan Australia: Besok Menang, Kita Bicara Bonus

Timnas Indonesia akan menghadapi Australia di babak 16 Piala Asia

Baca Selengkapnya
Bertemu PM Anthony Albanese, Jokowi Kembali Undang Sektor Swasta Australia Bangun IKN
Bertemu PM Anthony Albanese, Jokowi Kembali Undang Sektor Swasta Australia Bangun IKN

Jokowi pun menekankan, pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan BNI di Sydney.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ajak ASEAN dan Australia Perkuat Kemitraan di Usia Emas 50 Tahun
Jokowi Ajak ASEAN dan Australia Perkuat Kemitraan di Usia Emas 50 Tahun

Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Jokowi Berinteraksi dengan Koala di Australia
Momen Jokowi Berinteraksi dengan Koala di Australia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat melihat hewan koala di sela-sela jamuan makan siang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Mengapa di Australia Banyak Hewan Beracun? Ternyata Ini Alasannya
Mengapa di Australia Banyak Hewan Beracun? Ternyata Ini Alasannya

Australia, panggung eksotis bagi laba-laba, ular beracun, ubur-ubur mematikan, dan makhluk aneh seperti platipus.

Baca Selengkapnya
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Amerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya

Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.

Baca Selengkapnya