Tebas golok main gorok
Merdeka.com - Kembali mengungkit masa keemasan jawara di kampungnya, trauma masih membekas. Tujuh bekas luka bekas sayatan senjata tajam masih terlihat di sekujur tubuh kurusnya. Codetan itu ada di telinga kiri, lengan kanan, punggung sampai kepala. Kejamnya lagi, semua sayatan itu didapat dari saudaranya sendiri.
Di kampung Gabus orang mengenal dia dengan panggilan Engkong Sobir Uban. Masa jawara masih dia rasakan saat usianya masih muda. Di Kampung Gabus dulu masih dikenal zaman blendungan atau rombongan. Saban ada masalah rombongan jawara bersama anak buahnya tidak segan menebas urat leher musuhnya dan melempar mereka ke sungai. Hukum rimba berlaku di kampung jawara, terkuat jadi pemenang
"Lah pan (kan) apa aja semuanya pada bawa bendo (senjata tajam)," kata lelaki 76 tahun itu saat ditemui merdeka.com pekan lalu di kediamannya, Kampung Gabus, Tambun Utara, Bekasi. Dia masih berbahasa Betawi dengan pengaruh Jawa kental. Sebagian kalangan menyebut Betawi ora.
Engkong Sobir mengingat kenangan pahit itu terputus-putus. Dengan bertelanjang dada, dia bercerita pengalaman ganasnya hanya karena masalah rebutan tanah sesama keluarganya. Dia dikeroyok pamannya menjelang azan magrib di pinggir Kali Bekasi.
"Encing sendiri yang ramein. Kita mah orang baek (baik). Masih dilindungi Allah, itu orang sebenarnya orang luar. Lanangnya (laki-laki)," ujar Sobir. Beruntung, dia ditolong saudaranya sesama jawara. Nyawanya urung melayang.
Dengan tubuh bersimbah darah Engkong Sobir dibawa ke rumah sakit. Sekilas dia masih menghapal belasan orang melakukan perbuatan keji itu. Dari 13 orang, sebelas pelakunya sudah dijemput ajal.
"Masih kampung sebelah. Kita mah syukur alhamdulillah masih pada sehat," ujarnya seraya membisikkan Niman, nama salah satu pelaku. Sisanya sudah hilang dari ingatan.
Pada 1950-an Sobir pernah merasakan kekuasaan jawara di Bekasi. Pamannya menyuruh dia menarik jatah fulus di beberapa pasar besar. "Dulu Engkong Kondan namanya. Kakek saya, salah satu jawara. Adiknya, encing (paman) saya, kerjain begitu," tuturnya.
Menurut dia, belakangan tradisi jatah preman masih berlaku hingga kini. Setidaknya, penguasa lahan parkir di setiap pasar di Bekasi Utara merupakan jawara dari Kampung Gabus.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaIbu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaTemuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.
Baca SelengkapnyaGombalan lucu ngakak telah menjadi senjata ampuh dalam dunia percintaan, menghadirkan keceriaan dan tawa.
Baca SelengkapnyaSalah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaKapsul waktu ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terekam dalam Laporan Langsung Reporter TV
Baca Selengkapnya