Penjelasan Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin soal Kematian Santrinya
Pihak Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin akhirnya angkat bicara mengenai kasus kematian santrinya, Airul Harahap.
Pihak Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin akhirnya angkat bicara mengenai kasus kematian santrinya, Airul Harahap.
Salah seorang pengurus ponpes itu, Ustaz Ahmad Karimudin menyatakan mereka mendapat laporan bahwa santri itu tersengat listrik.
Berikut wawancara Ustaz Ahmad Karimudin dengan wartawan:
Bagaimana awal mula korban ditemukan hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia akibat tersengat listrik?
Kalau secara detailnya tidak mengetahui, tapi hasil dari visum Klinik Rimbo Medical korban mengalami kesetrum listrik.
Kita mendapat kabar dari pondok bahwa ada musibah, ada anak di rumah sakit yang lagi tersengat listrik.
Jelang waktu Magrib ada seorang santri melapor ke wali kamar terkait ditemukannya Airul di lantai tiga asrama akibat tersengat listrik.
Ngalapornya gini, Mas Mas, Airul kesetrum, kemudian wali berlari dan menengok anak tersebut dalam keadaan lemas dan pingsan, saat itu juga langsung dibawa ke Rumah Sakit Central Medical Kecamatan Rimbo Bujang.
Kemudian pihak klinik memanggil dan memberitahu bahwa anak tersebut tidak bisa ditolong lagi.
Pada saat jenazah akan dibawa pulang, salah satu perawat yang ia tidak tahu namanya itu memanggil dan mengatakan, "Pak tunggu sebentar". "Ada apa Mbak?" saya jawab gitu, ini ada yang tunggu sebentar ya akan kita kasih surat keterangan kematian begitu.
Akhirnya saya jawab, itu langsung dengan saya dan akhirnya saya jawab kalau kawan saya yang nunggu gimana? Oh ya bisa kata perawat itu, kalau gitu kawan sayalah yang nunggu di sini. Akhirnya jenazah itu kami bawa pulang menggunakan ambulans rumah sakit ke pondok pesantren.
Karena jangka waktu peristiwa sudah lama sehingga itulah statementnya. Kalau berbeda ketakutannya akan digoreng oleh media lagi.
Alasan tidak menghubungi pihak keluarga malah tetangga?
Pihak pengurus pondok akhirnya melakukan musyawarah untuk mengambil langkah yang terbaik. Dan akhirnya pihak ponpes sepakat untuk memberitahu pihak keluarga langsung bukan melalui telepon.
Karena ini masalah besar, janganlah menyampaikan ke pihak keluarga melalui telepon ataupun WA, dikarenakan kami tidak tahu masuk ke jalur rumah duka, akhirnya kami menelepon salah satu wali santri yang rumahnya dekat dengan rumah Airul.
Akhirnya kita telepon, Pak minta jemput kami di Simpang Tower. Loh ada apa Pak? Kami mau silaturahmi mau datang ke rumah Airul yang saat ini kena musibah di pesantren meninggal kena sengatan listrik. Kita juga bilang agar hal itu jangan disampaikan ke pihak korban karena biar kami yang menyampaikan secara lisan ke pihak korban.
Kenapa ayah Airul tidak boleh lihat jasad korban?
Tidak ada! Kita dari pesantren kita tidak bicara itu kalau jasad sudah dikafankan kalau ada kepentingan boleh dibuka. Itu kan korban sudah meninggal dunia sehingga dilangsungkan untuk disucikan.
Bagaimana keseharian korban dan santri lain di asrama?
Untuk keseharian santri di pondok pesantren itu semua baik berjalan, sesuai dengan aturan yang ada. Kalaupun ada kenakalan anak, itu kenakalan seperti tidak jemaah saja.
Bisa diceritakan latar belakang pesantren ini?
Pondok Pesantren Raudhatul Mujawidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo. Ponpes yang terkenal sebutan ROMU ini menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di provinsi Jambi.
Sejak berdiri 23 Oktober 1995, Pondok Pesantren ROMU sudah mendapat kepercayaan masyarakat Jambi sebagai lembaga pendidikan agama yang handal.
Sekarang ini, jumlah santrinya mencapai 2.028 orang.
Di usianya yang ke-28 tahun, Ponpes yang didirikan pasangan KH M Burhan Jamil MY (alm)–Nyai Ulil Azmi Dewi Hafshoh ini telah berkiprah mendidik generasi bangsa.
Ponpes Romu menaungi sepuluh lembaga formal yang dimilikinya, yaitu Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Pendidikan Alquran (TPQ), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Burhaniyah Syafiiiyah (MBS), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Program Tahfidz.
Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaDi Pondok Pesantren Al Hasaniyah, Mardiono mendapatkan doa dari para kiai hingga ribuan santri untuk Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTempat sejumlah tokoh besar Indonesia menimba ilmu agama dan pengetahuan umum.
Baca SelengkapnyaKasus kematian santri pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang bernama Airul Harapan masih penuh misteri.
Baca SelengkapnyaMomen kejutan ini diberikan para santri Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, Kabupaten Bekasi di sela-sela kunjungan ayahnya, Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaSeorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaInul Daratista baru saja mudik ke kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKetua MK Suhartoyo menanyakan penyebab pembagian Bansos 2023 mundur
Baca Selengkapnya