Lebih Dekat dengan Kiai Baidlowi Kediri, Dirikan Pesantren Tanpa Nama hingga Curi Perhatian Gus Dur
Kiai nyentrik ini mendirikan pesantren tak jauh dari bekas lokalisasi.
Kiai nyentrik ini mendirikan pesantren tak jauh dari bekas lokalisasi.
Desa Gedangsewu di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri dikenal luas karena dulunya ada lokalisasi. Tak jauh dari bekas lokalisasi, Kiai Baidlowi mendirikan sebuah pondok pesantren yang tidak diberi nama hingga sekarang.
Mengutip situs saa.iainkediri.ac.id, belum ada keterangan jelas sejak kapan Kiai Baidlowi mendirikan pesantren secara formal. Sementara itu, dia sendiri sudah menerima banyak santri sejak puluhan tahun silam. Kiai Baidlowi menganggap nama tidak penting, siapapun yang ingin mengaji bisa langsung datang ke pesantren yang ia asuh.
Kiai Baidlowi dikenal sangat sederhana. Ia juga punya hubungan akrab dengan seluruh santrinya.
Kiai Baidlowi sering makan bersama para santri dalam satu nampan. Sosoknya memiliki hobi memancing dan setiap kali mendapatkan ikan, hasil pancingannya itu akan dimakan ramai-ramai dengan para santri. Kiai Baidlowi juga sering dicurhati oleh para santrinya. Ia selalu menyimak dan antusias memberikan pandangan bijak kepada santri yang menceritakan masalahnya. Ketika dalam proses pembelajaran ada hal yang membingungkan santri, Kiai Baidlowi akan membahas dengan tuntas baik selama ngaji berlangsung maupun di luar jam tersebut.
Mukhammad Zamzami, salah satu santri Kiai Baidlowi mengatakan, pada tahun 2010 saat ia belajar di sana ada tiga nama untuk menyebut pondok pesantren di Jalan Teuku Umar Desa Gedangsewu tersebut. Pertama, al-Asasyah yang hanya digunakan untuk pengurusan wesel dan memudahkan santri mendapatkan kiriman uang dari orang tua pada alamat tertentu.
Kedua, al-Ishlah, yang merupakan nama pemberian Gus Dur saat ia menjabat sebagai Presiden RI pada tahun 2000-an. Ketiga, Alabama yang merupakan akronim dari Alfiyah, Balaghah, dan Mantiq. Nama terakhir merujuk pada konsentrasi pondok pesantren
pada kajian tiga ilmu ini untuk memahami kesusastraan Arab. Nama Alabama dipopulerkan oleh salah satu putra Kiai Baidlowi, yakni Agus Yazid. Meski demikian, dari ketiga nama itu tidak ada nama yang secara resmi dipakai dan diformalkan oleh Kiai Baidlowi.
Tempat ngaji di pesantren ini berbentuk rumah panggung tanpa tembok. Saat mengaji, santri sering kali mendengar suara aliran sungai yang terletak di sebelah utara pesantren.
Mengutip arrahim.id, pondok pesantren ini menawarkan program ngaji yang cepat dibanding pondok pesantren lain. Guna mempelajari komponen penting memahami bahasa dan sastra Arab, baik Alfiyah Ibnu Mālik, Balaghah (Jawhar al-Maknūn), dan Mantiq hanya dibutuhkan waktu sekitar 40 hari/satu putaran. Ngaji di pesantren ini hanya difokuskan pada ketiga bidang tersebut, tidak ada materi lain. Pondok pesantren ini termasuk kategori pondok kilatan. Pasalnya, dalam sehari sang kiai bisa memberi materi (ngaji) hingga empat kali.
Bahkan jin penunggu wilayah itu disebut ikut jadi santri pada masa awal ponpes ini berdiri.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaSeorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSholawat ini dipimpin oleh Gus Ali Gondrong di Lapangan Desa Purwodadi
Baca SelengkapnyaBesaran keuntungan dari pelaku pertahunnya bisa mencapai angka Rp 3 Miliar sampai 4 Miliar
Baca SelengkapnyaIsu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.
Baca SelengkapnyaKaesang berharap, jika Gibran bergabung maka elektabilitas PSI akan naik.
Baca SelengkapnyaPutri dari presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini membagikan momen jajan di pinggiran jalan dengan gaya sederhananya.
Baca SelengkapnyaPolres Kediri Kota menggelar rekonstruksi kasus pengeroyokan hingga tewas santri PPTQ Al-Hanifiyyah Kediri, Bintang Balqis Maulana (14).
Baca Selengkapnya