“Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Giyatono (59) merupakan salah satu pembuat perabot keris dari Dusun Banyusumurup, Kalurahan Giriloyo, Kapanewon Imogiri, Bantul. Usaha itu telah ia tekuni selama lebih dari 20 tahun.
Bakat membuat keris dari Giyatono sebenarnya tak lepas dari ayahnya. Dulu, sang ayah juga seorang pembuat keris. Namun setelah menikah, Giyatono memilih untuk tidak melanjutkan usaha ayahnya.
Ia mengajak istrinya pergi dari rumah untuk mengadu nasib di Jakarta.
Selama 13 tahun di Jakarta, Giyatono bekerja sebagai seorang sopir di Jakarta.
Namun karena diminta mengurus mertuanya yang lanjut usia, ia terpaksa pulang kampung bersama istrinya. Padahal penghasilannya sebagai seorang sopir sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Waktu itu hidup di Jakarta sudah enak. Sehari nyopir bisa dapet Rp25-30 ribu. Sehari bisa disimpan Rp10-15 ribu,” ujar Giyatono saat ditemui Merdeka.com pada Selasa (2/4).
Setiba di kampung halaman, Giyatono sempat bingung mau kerja apa. Pada akhirnya ia memilih untuk melanjutkan pekerjaan orang tuanya sebagai perajin keris.
Usaha pembuatan keris terus ia tekuni selama puluhan tahun. Menurutnya, hidup sebagai seorang pembuat keris penghasilannya memang tidak pasti.
“Penghasilan yang kami peroleh tergantung siapa pembelinya. Kalau dia orang yang punya banyak duit dan berpangkat, dia akan menawari harga yang berbeda,” ungkapnya.
Walau begitu pekerjaannya cenderung santai karena dia bisa menentukan waktu sendiri kapan ia harus membuat perabot keris. Giyatono menjelaskan, harga keris yang ia jual cukup bervariasi tergantung bahan dan tingkat kesulitan membuatnya.
Selain Giyatono, banyak warga di Dusun Banyusumurup yang menggantungkan hidup sebagai pembuat perabot keris. Untuk mengumpulkan mereka, pada tahun 2016 ia membentuk “Paguyuban Giritimo” hingga terkumpul sebanyak 21 anggota.
Tutur Giyatono tentang alasannya membentuk paguyuban pembuat keris di Banyusumurup.
Sebulan sekali, mereka rutin mengadakan pertemuan untuk arisan dan saling merekatkan antar anggota. Saat pertemuan itu, mereka bisa saling berbagi ilmu tentang keris dan perabotnya.
Sejak berdiri tahun 2016 hingga tahun 2024 ini, Giyatono menjadi ketua Paguyuban Giritimo. Sebenarnya ia berharap ada anggota lain yang meneruskannya, tapi belum ada satupun dari mereka yang siap.
Paguyuban Giritimo sendiri sudah terdaftar sebagai salah satu kluster Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan terdaftar sebagai kluster BRI, para pembuat keris akan lebih mudah mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk modal usaha. Namun Giyatono berharap pihaknya dapat mendapat bantuan modal, baik barang maupun nominal uang.
“Peralatan membuat keris itu kan mahal, jadi harapan saya kalau bisa memberi modal, tak hanya memberi pinjaman KUR saja. Soalnya banyak warga kami yang kurang mampu,” pungkas Giyatono
Polres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaUsaha regenerasi pembuat keris di Dusun Banyusumurup penting dilakukan agar keberadaan mereka tidak hilang ditelan zaman
Baca SelengkapnyaIde membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca SelengkapnyaSedikit berbeda dari yang lain, ia menuangkan kesan ‘militer’ dalam cara membangunkannya.
Baca SelengkapnyaSaat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaPerkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaPria ini sudah 20 tahun merantau dan belum pernah pulang.
Baca SelengkapnyaPenemuan ular piton berukuran di salah satu rumah warga ini bikin heboh.
Baca Selengkapnya