Menguak Keberadaan 'Gedung Setan' Semarang, Diduga Dulu Jadi Markas Para Pengikut Freemason
Dulu para pengikut Freemason memakai jubah hitam untuk menjalani ritual di gedung tua itu.
Dulu para pengikut Freemason memakai jubah hitam untuk menjalani ritual di gedung tua itu.
Pada masa penjajahan Belanda, di Semarang ada sebuah bangunan bernama Gedung Setan. Dulu bangunan itu terletak di Jl Imam Bonjol Semarang.
Foto: YouTube J Christiono
Dilansir dari kanal YouTube J Christiono, gedung tersebut dibangun pada tahun 1801 dengan nama La Constance et Fidele, yang berarti “Ketangguhan dan Kesetiaan”.
Foto: YouTube J Christiono
Sejak awal dibangun, gedung itu berfungsi sebagai markas para pengikut aliran Freemason.
Freemason adalah sebuah organisasi keagamaan dan kebudayaan yang bersifat tertutup, terorganisir secara hierarkis, dan memiliki sejumlah ritual, simbol, dan tradisi yang khas.
Organisasi ini memiliki simbol-simbol khusus, seperti segitiga, setrum, dan mata yang terbuka, yang sering digunakan dalam pertemuan dan dalam pengidentifikasian diri antaranggota. Anggota Freemason disebut dengan sebutan "Freemason" atau "Mason".
Saat itu, gedung tersebut diduga digunakan sebagai tempat ritual para pengikut Freemason di mana mereka melakukannya dengan mengenakan jubah hitam.
Setelah kemerdekaan, gedung tersebut diambil alih oleh pemerintah. Gedung itu menjadi Kantor Kejaksaan Tinggi (Kajati) Provinsi Jateng sejak Kajati Pertama Professor Imam Bardjo SH.
Pada tahun 1973 Kantor Kajati pindah ke Jalan Pahlawan Semarang. Tiga tahun kemudian gedung tua itu dirobohkan. Lalu dibangunlah gedung bertingkat untuk perkantoran di lokasi tersebut.
Gedung yang baru dibangun itu pernah berfungsi sebagai Galeri FX Semarang. Lalu pernah juga menjadi tempat kursus LIA. Dan hingga sekarang masih menjadi gedung perkantoran.
Gedung tersebut terletak dekat perempatan Jalan Imam Bonjol dengan Jalan Indraprasta Semarang. Menurut warga sekitar, daerah tersebut angker dan sering terjadi kecelakaan.
Dahulu, bila kenek angkutan umum menunjukkan pada penumpang yang ingin berhenti, mereka sering menyebutnya "Gedung Setan, Gedung Setan."
Pada sekitar tahun 2000, pemilik kanal YouTube J. Christiono pernah berkantor di gedung tersebut sebagai redaksi Tabloid Nurani. Ia mengaku banyak teman-temannya merasakan ada “penghuni lain” di sana.
Foto: YouTube J Christiono
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaSitus itu diduga menjadi jalur masuk atau pintu gerbang penyebaran agama Hindu di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaKegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca SelengkapnyaZ merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.
Baca SelengkapnyaSetiap Jumat, ia bersedekah di Surabaya, Gresik, dan Situbondo
Baca Selengkapnya