Melihat Sisi Unik Gereja Santo Yusup Ambarawa, Ada Simbol Ayam Jago hingga Jam Berusia 100 Tahun
Dulu gereja itu digunakan sebagai tempat ibadah para tentara Belanda.
Dulu gereja itu digunakan sebagai tempat ibadah para tentara Belanda.
Gereja Santo Yusup di Ambarawa, Kabupaten Semarang, merupakan sebuah gereja tua yang telah berusia ratusan tahun. Dulu gereja itu digunakan sebagai tempat ibadah para tentara Belanda.
Mas Awig, salah seorang umat Gereja Santo Yusup, mengatakan bahwa gereja itu lebih dikenal dengan nama Gereja Jago karena di atap gereja ada simbol ayam jago.
Ia bercerita, gereja itu mulai dibangun pada 27 April 1923. Bangunan gereja itu jadi seutuhnya pada 27 April 1924.
Dahulu di belakang gereja itu ada sebuah sekolah bernama St Joseph College. Gereja itu dibangun untuk melayani para murid yang bersekolah di St. Joseph College.
Di gereja itu, terdapat patung yang cukup langka. Mas Awig mengatakan kalau patung itu hanya ada tiga di dunia.
“Satu di Katedral Notre Dame di Paris, di Gereja Santo Yusup Ambarawa ini, dan satu yang lebih kecil di susteran Semarang. Rata-rata patung-patung di sini sudah berumur 100 tahun,” kata Mas Awig dikutip dari kanal YouTube Jejak Tempo Doeloe.
Di gereja itu terdapat sebuah jam dinding mekanik berusia 100 tahun buatan Jerman. Jam dinding itu berada di puncak bangunan menara gereja setinggi 30 meter. Untuk menuju ke puncak menara, pengunjung harus menaiki sebuah tangga beralaskan kayu.
Mas Awig menjelaskan bahwa jam itu akan berbunyi setengah jam sekali. Jam itu digerakkan oleh peralatan mekanik yang juga telah berusia ratusan tahun.
“Seminggu sekali peralatan ini akan kami reset agar tetap terus bergerak,” kata Mas Awig.
Dari puncak menara jam dinding itu, pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Ambarawa. Mas Awig mengatakan, gereja itu tidak diratakan pada zaman Jepang karena keberadaan menara pandang yang bisa mengawasi setiap jengkal pergerakan musuh.
Berdasarkan cerita, dulu tentara Jepang pernah melubangi salah satu bagian tembok menara itu dan dari sana mereka menembakkan bom ke rumah-rumah penduduk.
Masjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca SelengkapnyaKonon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.
Baca SelengkapnyaJabatan tinggi dan berteman dengan orang-orang penting membuat ia tetap konsisten tampil sederhana
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaAnnisa tak kenal lelah untuk berzikir dan menjalankan ibadah salat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat korban tidur pulas di rumahnya di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (23/2) dini hari.
Baca SelengkapnyaSelain mengenang kejayaan rempah zaman Belanda, dermaga ini cocok untuk lokasi menikmati senja.
Baca SelengkapnyaAda 8 jenis bumbu yang didatangkan dari Indonesia.
Baca Selengkapnya