Didirikan Oleh KH Maimoen Zubair hingga Lahirkan Ribuan Ulama, Ini Fakta Menarik Ponpes Al-Anwar Sarang Rembang
Ponpes Al-Anwar Sarang menawarkan sistem dan model pendidikan yang beragam
Ponpes Al-Anwar Sarang menawarkan sistem dan model pendidikan yang beragam
Sepulang dari belajar di Makkah, banyak santri di daerah Sarang, Rembang ingin belajar pada KH Maimoen Zubair. Karena inilah kemudian KH Maimoen Zubair membangun musala sederhana pada tahun 1967. Musala yang dibangun di depan rumahnya itu dibangun untuk memfasilitasi para santri yang ingin belajar mengaji. Dari musala itulah cikal bakal berdirinya Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang.
Pada awalnya, pondok pesantren itu dinamakan POHAMA, singkatan dari Pondok Haji Maimoen. Di kemudian hari, namanya diubah menjadi Ponpes Al-Anwar.
Dari tahun ke tahun, pondok pesantren itu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan pada tahun 1977, KH Maimoen Zubair bersama istrinya, Nyai. Hj. Masthi’ah, merintis berdirinya ponpes Putri Al-Anwar dengan membangun musala di belakang rumah yang semula merupakan sebuah bangunan berdinding anyaman bambu.
Perkembangan sarana terus berjalan, termasuk dibangunnya Gedung Serba Guna (GSG) PP Al-Anwar berlantai lima pada tahun 2004 yang diresmikan langsung oleh Wakil Presiden Indonesia Hamzah Haz.
Dilansir dari Ppalanwar.com, sistem pendidikan yang diterapkan di Ponpes Al-Anwar adalah sistem salaf. Artinya para santri wajib mengikuti pengajian, dengan model pendekatan melalui sistem bandongan (bersama-sama) dan sorongan (individu).
Di samping itu, para santri juga diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan Muhadloroh atau Madrasah Ghozaliyah Syafi’iyah sampai tingkat Aliyah, kemudian melanjutkan pendidikan setara perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan selama dua tahun.
Dalam perkembangannya, Ponpes Al-Anwar terbagi menjadi empat model. Model pertama adalah Ponpes Al-Anwar 1 khusus bagi santri yang ingin mempelajari kitab-kitab salaf secara murni.
Model kedua adalah Ponpes Al-Anwar 2 yang menjadi wadah para santri yang ingin mempelajari sains dan teknologi tanpa meninggalkan pesantren sebagai wahana untuk mendalami ilmu agama.
Model ketiga adalah Ponpes Al-Anwar 3 yang menjadi wadah untuk mencetak sarjana-sarjana Islami. Sementara model keempat adalan Ponpes Al-Anwar 4 yang menjadi wadah khusus untuk mencetak santri profesional berbasis produksi dan kewirausahaan.
Dengan berbagai macam model pendidikan yang ditawarkan, kini Ponpes Al-Anwar Sarang telah melahirkan ribuan ulama dan kiai. Salah satu yang paling terkenal adalah KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha. Di luar itu masih banyak ulama lain dari Ponpes Sarang yang keilmuannya tidak diragukan lagi.
Salah satu dari sekian banyak ulama dari Tanah Minangkabau pendiri organisasi Islam serta memperjuangkan sistem pendidikan di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaPelaku tawuran dipastikan akan ditindak secara tegas, bahkan mereka yang diamankan akan diberi sanksi tambahan berupa pencabutan bantuan sosial biaya pendidikan
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaPondok pesantren berusia 98 tahun ini jadi contoh baik bagi lembaga pendidikan keagamaan lain.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaSosok ulama dari Tanah Minangkabau ini begitu taat dalam menegakkan ajaran-ajaran Islam dan memicu adanya gerakan Paderi.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaZ merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.
Baca SelengkapnyaIa adalah menteri agama dengan masa jabatan paling pendek.
Baca Selengkapnya