Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut
Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter.
Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter.
Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.
Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
Seperti terpantau baru-baru ini kondisi air di Waduk Jatiluhur berkurang drastis. Bahkan beberapa area terlihat bagian dasarnya yang juga tampak kering.
Padahal Waduk Jatiluhur menjadi lokasi penampung air untuk membantu suplai pertanian, dan kebutuhan konsumsi masyarakat.
Menurut informasi di kanal Liputan6, surutnya Waduk Jatiluhur sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir.
Volume berkurangnya air saat musim kemarau tahun ini bahkan terbilang cukup ekstrem, yakni hingga 10 meter.
Surutnya Waduk Jatiluhur membuat bagian dasar terlihat di beberapa titik, dan sudah tidak ada airnya.
Waduk Jatiluhur memiliki manfaat yang besar, terutama bagi kebutuhan air untuk irigasi sawah di empat kabupaten yakni Subang, Karawang, Bekasi dan sebagian Indramayu.
Menyusutnya air di Waduk Jatiluhur akan berpotensi mengganggu pasokan pengairan di daerah yang dilalui.
Selain untuk pertanian, air dari Jatiluhur juga digunakan untuk kebutuhan suplay air minum masyarakat.
Kendati demikian surutnya Waduk Jatiluhur diperkirakan tidak akan mengganggu pasokan air. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan Perum Jasa Tirta II, Anton Mardiono.
“Artinya Jatiluhur masih mengalami surplus air hingga akhir tahun mendatang atau di bulan Desember kurang lebih 1,1 miliar meter kubik,” katanya.
Namun Anton memberikan catatan bahwa kebutuhan air tersebut bisa terpenuhi sampai akhir tahun, jika November dan Desember sudah masuk musim hujan.
“Namun ini juga dengan catatan, di bulan November dan Desember sudah mulai ada hujan,” tambahnya.
Adapun Waduk Jatiluhur sendiri memiliki kapasitas total hingga 2.448.000.000 m³, dengan fungsi lainnya sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Bendungan yang diklaim terbesar se-Indonesia ini sebelumnya dibangun pada 1957 dan selesai 10 tahun kemudian.
Inilah potret halaman depan rumah Dewi Perssik di Jember. Rumah ini punya halaman yang lega.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut tepatnya berada di musala salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca SelengkapnyaMusim kemarau sangat berdampak bagi warga Jabar dan Banten.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaKonon, rumah tersebut milik seorang artis ternama yang sudah tak ditempati sejak lama.
Baca SelengkapnyaAtta Halilintar berkunjung ke rumah pengacara kondang, Hotma Sitompul. Ia melongo melihat rumahnya yang sangat luas dan berada di kawasan elit Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaUlar itu muncul saat musim pancaroba. Ular itu sudah ditangkap petugas pemadam kebakaran.
Baca SelengkapnyaJenderal Ahmad Yani tewas di rumahnya akibat rentetan tembakan pasukan Cakra Birawa pada G30S. Intip potret terkini rumahnya.
Baca SelengkapnyaSebelum pembunuhan, pelaku dan korban bersama kedua anaknya berlibur ke Bali.
Baca Selengkapnya