Keunikan Seni Wayang Catur Sunda, Pertunjukan Dilakukan Dalang Tanpa Pakai Wayang
Dalang hanya membacakan naskah, tanpa memainkan media wayang.
Dalang hanya membacakan naskah, tanpa memainkan media wayang.
Wayang khas Jawa Barat ini memiliki ciri yang unik dan berbeda. Pasalnya, dalang yang mementaskan Wayang Catur tidak menggunakan media wayang sama sekali. Walau demikian, cerita yang diangkat tetap mengisahkan kehidupan secara epik dan moral untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan pertimbangan atas tindakan manusia. Wayang Catur sendiri memiliki filosofi yang kuat, berwarna dan melekat dari sisi spiritual di setiap tokoh yang diangkat. Seni Wayang Catur kiranya perlu dikenalkan agar keberadaannya terus lestari. Berikut keunikan Wayang Catur.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (9/8), keunikan Wayang Catur terletak dari cara pementasannya, di mana dalang tidak menggunakan media wayang sama sekali. Diketahui, dalang hanya menuturkan kisah dari para tokoh pewayangan, melalui penuturan lisan. Jika diamati sepintas, pertunjukan wayang ini mirip pembacaan cerita tunggal (monolog), dengan latar belakang cerita pewayangan.
Wayang Catur juga sedikit mirip dengan pertunjukkan teater modern, karena menggunakaan naskah dialog yang kuat, dan tetap mempengaruhi emosi penonton.
Berbeda dari wayang pada umumnya yang menekankan seni visual, Wayang Catur benar-benar menenkankan daya tariknya pada dialog yang diucapkan oleh dalang.
Ini juga sesuai dengan definisi dari Wayang Catur yang berarti penuturan. Catur dalam bahasa Sunda, artinya pitutur, atau tutur kata, atau pesan dari leluhur agar manusia bisa berbuat baik. Keberadaan Wayang Catur yang unik, tanpa media wayang ini seolah hanya disuguhkan sebagai kepentingan auditif saja, sehingga tidak ada unsur pertunjukkan visual sama sekali di pementasannya.
Mengutip kanal YouTube Asep Bendrong, untuk memperindah pertunjukan, biasanya terdapat pengiring berupa sinden Sunda dengan alat musik tradisional kecapi serta beberapa gending (gamelang-kendang sesuai kebutuhan). Sinden kemudian bernyanyi dengan cengkok Sunda untuk mengiringi seni tersebut membuat kesan makin hidup. Selain sinden, sang dalang juga memiliki tugas lain yakni ikut bernanyi, dengan lirik-lirik yang berupa pesan, bernada tegas sampai humor. Ini merupakan bagian dari seni pertunjukkan seni Wayang Catur.
Sebagai daerah agraris, wilayah Jawa Barat meyakini adanya sosok Dewi Sri yang memberikan kelancaran dan kesuburan terhadap tanah pertanian, dan lahan sayur mayur.
Menurut kisahnya, Wayang Catur merupakan medium yang digunakan untuk menghormati sosok Dewi Sri yang banyak memberikan penghidupan kepada warga Jawa Barat melalui pertanian yang subur dan melimpah. Tak heran, jika pertunjukkan ini selalu dilakukan di acara-acara tertentu seperti panen raya, dan masa tanam, dengan harapan hasilnya akan baik.
Suami Anggraini Wulansari ini menggunakan wayang sebagai sarana sosialisasi Bhabinkamtibmas.
Baca SelengkapnyaWayang khas Betawi ini unik. Bisa mengeluarkan air mata bahkan sampai darah.
Baca SelengkapnyaDikemas dengan bahasa daerah, cerita lucu Sunda menghadirkan tawa dan senyum saat membacanya.
Baca SelengkapnyaPantun lucu bikin ngakak merupakan karya sastra menarik yang sering digunakan.
Baca SelengkapnyaPantun bukan sekadar pelajaran bahasa dan peninggalan budaya, tapi juga media untuk menciptakan tawa dan suasana ceria di dalam kelas.
Baca SelengkapnyaPantun lucu Sunda bisa Anda coba ungkapkan saat berkumpul bersama teman hingga orang-orang terdekat.
Baca SelengkapnyaBerikut pantun Bahasa Sunda lucu yang cocok jadi referensi cairkan suasana.
Baca SelengkapnyaMelalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
Baca SelengkapnyaAcara Damar Sewu tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang sarat makna
Baca Selengkapnya