Menjelajah Kekayaan Tradisi Baduy di Imah Saba Budaya, Wajib Dikunjungi Sebelum Masuk ke Kampung Adat
Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Sebelum masuk ke kampung Baduy, ada baiknya mengenal sekilas di Imah Saba Budaya
Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy.
Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
Imah Saba Budaya Baduy berlokasi persis di pintu masuk menuju kampung adat Baduy, atau bersebelahan dengan gedung kepala desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Lokasi ini bisa jadi peta informasi awal bagi wisatawan, sebelum lebih dalam menjelajah ke kampung adat yang telah mendunia itu.
Sebelum berinteraksi lebih dalam, agaknya tempat ini media pengenalan kepada para wisatawan agar bisa memahami kebudayaan serta tradisi yang melekat di Baduy.
Mengutip laman resmi Imah Saba Budaya Baduy, desain bangunan tersebut mencerminkan ciri khas warga di sana, berbentuk rumah panggung tradisional yang menyerupai leuit (lumbung padi).
Atapnya juga memakai daun, sebagai simbol dekat dengan alam. Kemudian terdapat ulasan singkat tentang komunitas adat ini, dari mulai asal usul, jenis pakaian, bentuk rumah sampai budaya pertanian sebagai kedaulatan pangan tradisional.
Mengutip Youtube Pedesaan Banten, Imah Saba Budaya Baduy juga memajang berbagai produk UMKM buatan warga adat. Mulai dari pakaian, pernak pernik, alat musik tradisional, kain tenun sampai kuliner.
Disebutkan jika fungsi dari Imah Saba Budaya Baduy adalah etalase atau ruang pengenalan berbagai produk dan kebudayaan dari masyarakat adat Baduy.
“Jadi nantinya wisatawan bisa melihat-lihat langsung yah, produk hasil masyarakat Baduy,” kata kreator video.
Di bagian belakang terdapat arsip fotografi yang dipajang di dinding seputar ikon dan warga Baduy saat beraktivitas.
Terdapat foto jembatan akar hasil karya warga adat yang unik, karena dibangun tanpa teknologi modern dan hanya mengandalkan kekuatan batang pohon.
Walau tanpa bantuan teknologi, jembatan yang jadi ikon penghubung antara Baduy Luar dan Baduy Dalam ini tetap kokoh dan mampu menahan beban masyarakat termasuk yang membawa hasil alam.
Tak sampai di situ, Imah Saba Budaya Baduy juga menuliskan pesan leluhur adat yang perlu diamalkan oleh generasi mendatang dan masyarakat.
Pesan ini terkait upaya melestarikan alam, warisan budaya dan kebiasaan baik agar kehidupan bisa lebih rukun, harmonis dan tidak merusak bumi seisinya.
“Pikukuh Baduy: Buyut nu nitipkeun ka puun nagara satelung puluh telu. Bengawan sawidak lima, pancer salawe nagara. Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksak. Larangan teu meunang dirempak, buyut teu meunang dirobah. Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung. Nu lain kudu dilainkeun, nu ulah kudu diulahkeun, nu enya kudu dienyakeun,”
“Prinsip Baduy: Buyut yang menitipkan ke pendahulu negara pada tiga puluh tiga. Sungai enam puluh lima, pusat dua puluh lima negara. Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak. Larangan tidak boleh dilanggar, leluhur tidak boleh diubah. Panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Yang bukan harus ditiadakan dan yang benar harus dibenarkan, ”
Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaTradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug benar-benar unik
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaLarangan atau tradisi pantangan saat Imlek merupakan bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek dalam budaya Tionghoa.
Baca SelengkapnyaTradisi Islam yang satu ini masih terus dilestarikan sampai sekarang dan sudah menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Padang Pariaman.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
Baca Selengkapnya