Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Varian Virus Covid-19 di Inggris Disebut Tak Menyebabkan Sakit Lebih Parah

Varian Virus Covid-19 di Inggris Disebut Tak Menyebabkan Sakit Lebih Parah Virus Corona. ©2020 Merdeka.com/who.int

Merdeka.com - Sebuah kajian yang dilakukan oleh Public Health England, sebuah lembaga pemerintah Inggris urusan kesehatan masyarakat, menunjukkan bahwa varian baru virus Covid-19 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan virus varian sebelumnya.

Para ilmuwan menyebut bahwa varian baru ini dapat menyebar dengan lebih cepat. Kasus virus varian baru pertama kali dideteksi di Inggris pada pertengahan Desember lalu, sehingga membuat sejumlah negara mengambil kebijakan pembatasan perjalanan ke negara itu.

Saat ini, beberapa negara di Eropa dan belahan dunia lain telah melaporkan munculnya kasus virus varian baru tersebut.

Seperti dilansir Reuters yang dikutip dari Antara, Rabu (30/12), dalam kajian Public Health England, para peneliti membandingkan 1.769 orang yang terinfeksi virus varian baru dengan 1.769 pasien terinfeksi virus "jenis liar", dan kedua kelompok tersebut cocok dengan rasio satu banding satu secara umur, jenis kelamin, area kediaman, serta waktu pengujian.

Dari 42 orang yang dilarikan ke rumah sakit, 16 di antaranya terinfeksi virus varian baru sementara 26 lainnya terinfeksi virus jenis terdahulu, menurut kajian tersebut. Dalam hal jumlah kematian, angkanya 12 berbanding 10 kasus meninggal dunia, berturut-turut untuk pasien virus varian baru berbanding varian lama.

"Hasil awal dari kajian kelompok ini menunjukkan tidak adanya perbedaan statistik yang signifikan dalam hal perawatan di rumah sakit dan kasus kematian selama 28 hari antara kasus varian baru dengan kasus pembanding jenis liar," dikutip dari kajian ini.

Tidak ada pula perbedaan signifikan dalam hal kemungkinan infeksi ulang virus varian baru jika dibandingkan dengan varian lainnya.

Dalam kajian tersebut, bagaimanapun, disebutkan bahwa "angka serangan susulan", atau proporsi kontak dari kasus terkonfirmasi yang menjadi kasus baru, muncul lebih tinggi pada pasien terinfeksi virus varian baru.

Sebelumnya pada Selasa (29/12), epidemiolog yang menjadi penasihat pemerintah Inggris, Andrew Hayward, memperingatkan bahwa Inggris akan menuju pada "malapetaka" dalam beberapa pekan mendatang jika tidak mengambil langkah lebih keras untuk menangani kasus varian baru tersebut.

Inggris mencatat 53.135 kasus baru Covid-19 di hari yang sama--angka harian tertinggi sejak pengujian massal dimulai pada pertengahan 2020.

Menurut laporan The Times, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah setuju untuk menerapkan pembatasan tingkat paling tinggi, yakni level 4, di lebih banyak lagi area di negaranya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali

Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya
Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya

Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya