Temuan Guci Kuno Ungkap Hubungan Raja Sulaiman dan Ratu Bilqis, Seperti Kisah di Alquran dan Alkitab
Dr. Daniel Vainstub dari Universitas Ibrani Yerusalem (HU) berhasil menguraikan isi prasasti Arab Selatan yang digunakan di Semenanjung Arab (saat ini wilayah Yaman) ketika Kerajaan Bilqis cukup dominan di wilayah itu.
Guci itu awalnya ditemukan bersama dengan sisa-sisa enam guci besar lainnya selama penggalian yang dilakukan pada 2012 di daerah Ophel di selatan Bukit Bait Suci (Temple Mount), yang dipimpin oleh almarhum Dr. Eilat Mazar dari Institut Arkeologi Universitas Ibrani Yerusalem. Penemuan ini memperkuat bukti adanya hubungan antara Yerusalem dan Kerajaan Sheba atau Bilqis.
Penemuan ini terdiri dari tujuh huruf yang tersisa dari prasasti aslinya. Prasasti ini ditulis dalam aksara Kanaan, yaitu aksara Ibrani kuno yang digunakan selama era Bait Suci Pertama berkembang. Selama sepuluh tahun terakhir, lebih dari sepuluh peneliti telah mengusulkan berbagai pembacaan tanpa mencapai konsensus.
Menurut penelitian baru ini, tulisan pada guci itu berbunyi, “[ ]shy l’dn 5,” yang berarti lima ”šǝḥēlet,”. Ini mengacu pada salah satu dari empat bahan yang disebutkan dalam Alkitab (Exodus 30:34) yang diperlukan untuk campuran dupa.
”Šǝḥēlet” adalah bahan penting dalam dupa yang dibakar di Kuil Pertama dan Kedua yang disebut “tziporen” dalam literatur Rabbinik.
Hal ini menunjukkan hubungan yang jelas antara Yerusalem pada abad ke-10 SM (zaman Kerajaan Sulaiman) dan Kerajaan Sheba. Guci tembikar ini tampaknya dibuat di daerah Yerusalem.
Dr. Vainstub mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Menerjemahkan tulisan pada guci ini mengajarkan kita tidak hanya tentang kehadiran seorang pembicara Saba’ di Israel pada masa Raja Sulaiman, tetapi juga tentang sistem hubungan geopolitik di wilayah mereka pada waktu itu, terutama mengingat tempat penemuan guci itu, daerah yang dikenal juga sebagai pusat administrasi pada zaman Raja Sulaiman.
Ini adalah bukti lain dari hubungan perdagangan dan budaya yang luas yang ada antara Israel di bawah kuasa Raja Sulaiman dan Kerajaan Bilqis.
Kerajaan Bilqis adalah rumah dari sosok Ratu Sheba atau Ratu Bilqis dalam Alkitab, seorang tokoh yang pertama kali disebutkan dalam Alkitab Ibrani.
berita untuk kamu.
Namun, Kitab Pertama dan Kedua tentang raja-raja serta Tawarikh dalam Alkitab mencatat kunjungan Ratu Bilqis ke Kerajaan Sulaiman dengan membawa emas, batu permata, dan unta yang membawa rempah-rempah untuk melihat seberapa bijaknya raja itu.
Menurut kisah-kisah tersebut, sang ratu sangat kagum dengan kebijaksanaan dan kemuliaannya. Dia juga terpesona dengan Bait Suci yang baru saja selesai dibangun. Dia kembali ke rumahnya setelah memuji Raja Sulaiman dan Israel.
Sementara itu ada teori yang mengatakan kerajaan itu ada di Arab Selatan atau Tanduk Afrika. Sejarawan modern mengaitkan Sheba dengan Kerajaan Arab Selatan Saba yang terletak di Yaman dan Ethiopia saat ini.
Penemuan ini memberikan wawasan tentang hubungan perdagangan dan budaya yang luas antara Israel dan Kerajaan Sheba.
- Pandasurya Wijaya
Di halaman rumah pria tersebut, arkeolog dari Otoritas Kepurbakalaan Drama, Yunani mengidentifikasi sejumlah artefak.
Baca SelengkapnyaArkeolog kaget dengan kondisi guci yang masih utuh.
Baca SelengkapnyaTemuan ini mengungkap penggunaan teknik berburu digunakan 10.000 tahun lebih awal daripada yang diketahui sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penemuan ini mengindikasikan penghuni makam tersebut memiliki kekuatan besar dan mungkin memiliki status kerajaan
Baca SelengkapnyaSebuah penemuan arkeologi menarik telah mengungkap kemungkinan kisah Sodom dan Gomora dalam Alkitab dan Alquran.
Baca SelengkapnyaKapak tangan kuno ini ditemukan oleh tim arkeolog dari konsultan warisan TEOS Heritage.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari satu dekade, arkeolog berusaha menerjemahkan prasasti atau teks yang tertulis di bagian leher sebuah guci dari zaman Nabi Sulaiman.
Baca SelengkapnyaDjakfar menyebut Anies memiliki ciri dan karakter santri dibuktikan dengan baca Alquran yang fasih, serta bisa tahlil dan qunut.
Baca SelengkapnyaUang logam mulai digunakan ketika Raja Lydia Alyattes dari Turki berhasil mencetak uang koin resmi dari campuran perak dan emas.
Baca Selengkapnya