Kim Jong-un Tegaskan Unifikasi dengan Korea Selatan Mustahil Terwujud, Anggap Negara Tetangganya Sebagai Musuh
Hal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Hal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Pemimpin Korea Selatan, Kim Jong-un menyerukan perubahan konstitusi, menetapkan Korea Selatan sebagai "negara musuh nomor satu". Seruan ini mengakhiri komitmennya untuk unifikasi semenanjung Korea.
Dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi atau parlemen Korea Utara, Kim mengungkapkan dia tidka lagi meyakini unifikasi itu hal yang memungkinkan. Dia juga menuduh Korsel berusaha menggerakkan perubahan rezim dan mengkampanyekan unifikasi secara diam-diam.
"Kami tidak ingin perang, tapi kami tidak berniat menghindarinya," kata Kim, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (18/1).
Kantor berita pemerintah Korut, KCNA melaporkan pada Selasa, Korut akan menutup tiga badan yang mengawal unifikasi dan pariwisata antar-Korea yaitu Komite Reunifikasi Damai, Biro Kerjasama Ekonomi Nasional, dan Badan Pariwisata Internasional Gunung Kumgang.
"Reunifikasi Korea tidak akan pernah bisa tercapai dengan Republik Korea (nama resmi Korsel)," menurut KCNA.
Komentar Kim Jong-un ini mendapat kecaman dari Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol dan menudung Pyongyang "anti-nasional" karena melabeli Korsel sebagai negara musuh.
Yoon juga mengecam peluncuran rudal dan latihan tembak-menembak yang dilakukan Korut di dekat perbatasan maritim kedua negara. Dia juga memperingatkan provokasi akan memicu aksi balasan dalam skala yang lebih besar.
Ini disampaikan Kim Jong-un di hadapan para mahasiswa universitas militer terbesar di Korea Utara.
Baca SelengkapnyaPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terlihat turun langsung mengawasi latihan tersebut.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kim Jong-un ke lokasi pelatihan tentara ini menjadi sinyal Korea Utara untuk siap berperang.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungannya, Kim Jong-un memerintahkan peningkatan produksi kendaraan peluncur rudal untuk mempersiapkan "pertempuran militer" dengan musuh.
Baca SelengkapnyaKorea Utara kembali melakukan uji coba peluncuran dua rudal jelajah strategis terbaru yang ditembakan dari kapal selam.
Baca SelengkapnyaIni menjadi langkah terbaru dalam rencana pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang ingin menggunakan bahan bakar padat untuk menggerakkan semua rudalnya.
Baca SelengkapnyaMomen itu terjadi ketika Kim Jong-un memimpin demonstrasi kekuatan militer yang melibatkan tank tempur terbaru Korea Utara.
Baca SelengkapnyaIntelijen Korea Selatan mengungkapkan bahwa Hamas menggunakan senjata Korea Utara. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaDiktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca Selengkapnya