Israel Tak Mau Akhiri Perang di Gaza, Perundingan Gencatan Senjata dengan Hamas Gagal
Perundingan gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir. Namun tidak dihadiri perwakilan Israel.
Perundingan gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir. Namun tidak dihadiri perwakilan Israel.
Dikutip dari The Cradle, Jumat (8/3), delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Kamis (7/3) setelah gagal mencapai kesepakatan. Hamas mengatakan Israel menggagalkan upaya tersebut.
Perwakilan Hamas tiba di Kairo pada Minggu (3/3), tetapi delegasi Israel tak hadir. Perundingan gencatan senjata ini difasilitasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat. Menurut laporan media Israel, negara Zionis tersebut tidak mengirimkan delegasi karena Hamas menolak menyerahkan daftar tawanan yang masih hidup di Gaza.
"Delegasi Hamas meninggalkan Kairo hari ini untuk berkonsultasi dengan pimpinan gerakan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada Kamis (7/3).
"Negosiasi dan upaya-upaya akan terus berlanjut untuk menghentikan agresi, mengembalikan mereka yang terlantar, dan membawa bantuan kepada rakyat Palestina."
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters, Israel "menggagalkan" upaya untuk mencapai kesepakatan dengan menolak syarat-syarat yang diajukan yaitu menghentikan perang, penarikan pasukan dari Gaza, dan jaminan akses bantuan tanpa hambatan.
Pejabat Mesir menyampaikan kepada Associated Press (AP), perundingan gencatan senjata tidak berhasil karena tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang. Mereka menyatakan Hamas telah menyetujui syarat-syarat utama dari perjanjian yang diusulkan, tetapi mereka menuntut jaminan bahwa upaya-upaya tersebut akan menghasilkan gencatan senjata yang lebih permanen.
Sebuah sumber resmi di Mesir mengatakan kepada media Mesir, pembicaraan gencatan senjata akan dilanjutkan pekan depan.
Hamas mengatakan, sulit memenuhi permintaan Israel terkait daftar tawanan karena para tawanan tersebar di berbagai tempat.
"Penjajah ingin kami membebaskan para tahanan tanpa imbalan apa pun, dan ini tidak mungkin. Negosiasi tidak ada gunanya jika tidak mencapai tuntutan dan kepentingan rakyat kami," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi kepada Palestine Today, Kamis (7/3).
"Penjajah memprioritaskan masalah tawanan, sementara itu, mereka menolak syarat-syarat (dari kelompok) perlawanan. Jika ada tawaran yang sesuai dengan kepentingan rakyat kami, kami tidak akan menutup pintu bagi mereka. Jika posisi Israel tetap seperti itu, negosiasi tidak akan berhasil. Sikap (kelompok) perlawanan sudah jelas; jika kepentingan dan tuntutan rakyat kami dipenuhi, para tawanan akan dibebaskan," tambah Mardawi.
Selain itu, hampir 600 tentara Israel juga dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka.
Baca SelengkapnyaWarga dan Menteri Israel Geram Lihat Warga Gaza Masih Bisa Ramai-Ramai Main di Pantai di Tengah Perang
Baca SelengkapnyaJenderal Kedua Israel Mengundurkan Diri di Tengah Perang Gaza, Alasannya Belum Jelas
Baca SelengkapnyaPemerintah pendudukan Israel menyembunyikan informasi ini dari warganya.
Baca SelengkapnyaIni yang Bakal Terjadi Jika Mahkamah InternasionalTuntut Netanyahu atas Kejahatan Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaPasukan Israel Kubur Hidup-Hidup Warga Palestina dalam Kuburan Massal di RS Nasser
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel mengepung kompleks RS Al-Shifa dii Jalur Gaza selama dua pekan dan mundur pada Senin (1/4).
Baca SelengkapnyaWarga Jalur Gaza menjalankan ibadah puasa di tengah agresi brutal penjajah Israel.
Baca SelengkapnyaHampir 200 Jasad Ditemukan di Kuburan Massal Rumah Sakit di Gaza, Jadi Bukti Pembantaian Massal Pasukan Israel
Baca Selengkapnya