Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wow, Kini Ada Teknologi Buat Nasi Padang Awet Satu Tahun Tanpa Masuk Kulkas

Wow, Kini Ada Teknologi Buat Nasi Padang Awet Satu Tahun Tanpa Masuk Kulkas Ilustrasi nasi Padang. ©Shutterstock

Merdeka.com - Peneliti Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat menciptakan Nasi Padang Instan yang dapat bertahan hingga satu tahun lamanya dalam suhu ruangan atau tanpa pendingin.

Ketua Tim peneliti Nasi Padang Instan, Feri Arlius Dt. Sipado mengatakan, kehadiran Nasi Padang Instan berawal dari keresahannya pada saat terjadi bencana alam karena pengungsi hampir setiap hari hanya mengonsumsi mie instan.

"Alhamdulillah dari hasil penelitian dengan tim berhasil membuat Nasi Padang Instan ini dengan lauk rendang atau dendeng, dilengkapi nasi putih dan sayur serta dilengkapi alat pemanas instan," kata dia dikutip dari Antara, Kamis (15/6).

Menurut dia, Nasi Padang Instan ini hanya perlu ditambah air dan dalam waktu 10 menit bisa memasak nasi dan sayur mayur tanpa memerlukan bahan pemasak lainnya seperti kompor atau gas.

Proses Pembuatan Nasi Padang

Dia menjelaskan, Nasi Padang dibuat melalui proses sterilisasi dan kemudian dibungkus plastik vakum kedap udara sehingga tidak terkontaminasi bakteri dan kemasan ini bisa tahan hingga satu tahun di suhu ruang atau tanpa lemari pendingin.

"Nasi Padang instan, yang terdiri dari nasi, rendang, dan sayur yang sudah dikeringkan dan disterilkan sehingga dapat dipanaskan kembali. Nasi yang terkenal enak itu cukup menarik minat pengunjung karena beberapa keunggulannya. Seperti dapat tahan hingga satu tahun di suhu ruang, dan tidak perlu air panas sebab kemasan Nasi Padang Instan itu sudah dilengkapi kapsul pemanas (Self Heating Food)," kata dia.

Menurut dia produk ini sudah mendapat apresiasi dari Gubernur Sumbar Mahyeldi sebagai inovasi dan karya nyata untuk keilmuan dan masyarakat karena inovasi ini dapat menjadi solusi ketika ada bencana, bisa untuk logistik TNI dan konsumsi jemaah haji.

"Untuk produksi saat ini masih terbatas di laboratorium saja karena kampus corenya bukan bisnis, jadi kami hanya alih teknologi silahkan dimanfaatkan. Dan, dari beberapa diskusi sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk memproduksi secara massal dan saat ini sedang melakukan kalkulasi bisnis," kata dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP