Wapres JK beberkan alasan pemerintah belum naikkan harga BBM
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan, pemerintah secepatnya akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Pemerintah tidak ingin terus tertekan jika mengulur waktu kenaikan harga BBM.
JK sapaan akrabnya mengaku punya alasan kuat belum menjalankan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Menurutnya, pemerintah tengah menghitung ulang formulasi harga yang bakal dibebankan pemerintah.
"Harga minyak dunia USD 80-85 per barel. Maka tentu harus ada penyesuaian ulang," katanya di Jakarta, Rabu (12/11).
JK menegaskan, seharusnya kenaikan dilakukan awal bulan lalu. Pemerintah, lanjut dia, tetap akan memberikan subsidi. Tetapi, subsidi tidak akan sebesar saat ini.
"Jadi tidak lama lagi tentu karena makin lama makin sulit, kita atasi gelombang ketidaksenangan, tapi kita tahu juga mengetahui ini kebijakan tersebut yang harus diambil seperti yang telah dijelaskan Pak Jokowi di luar negeri," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini sebagaimana hasil sidang rapat kabinet paripurna pada Senin (26/2) pagi.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca Selengkapnya