Uang palsu Rp 50.000 dan Rp 100.000 paling banyak beredar tahun ini di Sumbar
Merdeka.com - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat membeberkan peredaran uang palsu cenderung menurun. Tercatat hingga tahun ini hanya 345 lembar uang palsu beredar di Sumatera Barat.
"Sangat jauh menurun di tahun sebelumnya yang mencapai 759 lembar uang palsu ditemukan. Sedangkan di tahun ini hanya 345 lembar," terang Kepala perwakilan BI Sumatera Barat, Endy Dwi Tjahjono, kepada Merdeka.com, Minggu (17/12).
Dikatakannya, nominal uang palsu yang marak ditemukan di tahun ini merupakan pecahan Rp 50.000 sebanyak 163 lembar. Selanjutnya disusul dengan uang pecahan Rp 100.000 sebanyak 154 lembar.
"Untuk di tahun sebelumnya yang paling banyak ditemukan itu pecahan Rp 100.000 dan disusul pecahan Rp 50.000 yang tersebar di Sumatera Barat," ulasnya.
Endy mengatakan, uang palsu paling banyak ditemukan di Kabupaten Pasaman. Uang palsu yang masuk di BI merupakan laporan dari polisi.
"Di Kabupaten Pasaman paling tinggi dan ada pelakunya yang sudah ditangkap. Bahkan dari kita BI juga menjadi saksi ahli dalam persidangan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi mendatangi pasar untuk memantau harga pangan dan mencegah peredaran uang palsu
Baca SelengkapnyaSudah banyak kasus di Indonesia yang menunjukkan nasabah lebih galak saat ditagih utang.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya