Turun Kelas jadi Negara Berpenghasilan Menengah Bawah, RI Dinilai Sulit Maju
Merdeka.com - Indonesia turun menjadi negara berpenghasilan menengah bawah lower (middle income country) usai dua tahun lalu sempat naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas. Kondisi ini tak lain disebabkan oleh pandemi Virus Corona yang membuat ekonomi sulit bergerak.
Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudistira mengatakan, turun nya peringkat indonesia, menjadi lower middle income country ini punya beberapa konsekuensi. Pertama, Indonesia akan lebih lama menjadi negara maju.
"Proses nya menjadi tertunda karena kita mundur ke belakang," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Kamis (8/7).
Bhima menjelaskan, seharusnya Indonesia bisa bergerak lebih tinggi usai dinyatakan negara berpenghasilan menengah atas beberapa waktu lalu. Hal ini kemudia membuat Indonesia kian terlambat maju.
"Seharusnya setelah upper middle income country kita menjadi higher level income country. Kalau sekarang turun peringkat, berarti untuk menjadi negara maju ini makin terlambat," katanya.
Dia menambahkan, dampak dari penurunan peringkat ini akan membuat Indonesia lebih lama di kelas menengah bawah. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan tetap berpendapatan menengah dalam kurun waktu 25 tahun.
"Efeknya Indonesia bisa masuk jebakan kelas menengah atau middle income trap. 25 tahun ke depan Indonesia tetap menjadi negara berpendapatan menengah," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian memperingatkan tingkat kesuburan di hampir setiap negara akan terlalu rendah untuk menopang populasi mereka pada akhir abad ini.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya