Merdeka.com - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, melihat perlambatan ekonomi China tidak akan berpengaruh besar terhadap ekspor RI ke negara tersebut. Dia menyebut, China sudah terlampau bergantung pada Indonesia untuk komoditas bahan baku.
"Sebenarnya sih enggak begitu. memang sekarang kan ekspor kita tertinggi ke China, impor juga juga paling tinggi di China. Tapi kan kalau kita lihat komoditas, itu kan mereka banyak yang bahan baku berasal dari Indonesia," ujar Iskandar di Jakarta, Selasa (6/12).
Menurut dia, relasi antara pelemahan ekonomi China dan ketergantungannya atas komoditas ekspor RI tidak bisa dilihat secara one on one. Sebab, Negeri Tirai Bambu saat ini punya pangsa ekspor tertinggi dengan share 25,7 persen, juga impor sebesar 29,5 persen.
"Tapi kita enggak bisa melihat kalau pertumbuhan ekonomi China melambat otomatis Indonesia ekonominya lambat one on one. Karena mereka membutuhkan bahan baku yang berasal dari Indonesia," imbuhnya.
Iskandar mencontohkan, Indonesia dikenal sebagai negara penghasil komoditas mineral semisal nikel, bauksit hingga cobalt untuk perangkat kendaraan listrik. Di sisi lain, demand atas komponen penunjang electronik vehicle itu pun masih besar.
"Maka walau terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi itu enggak langsung besar turunnya. Tadi saya bilang kan 25 persen ekspor ke China. Berarti kalau terjadi perlambatan, kalau kita membaca one on one seolah-olah kan berarti kalau setiap 1 persen, 0,25 persen penurunan," paparnya.
"China ketergantungannya bahan baku ke Indonesia sangat besar. Jadi walau pertumbuhan ekonominya melambat, tapi untuk sektor-sektor tertentu kebutuhannya sangat besar dia," ungkapnya.
Iskandar mengatakan, China tidak akan menurunkan permintaannya untuk sektor-sektor tertentu seperti nikel, cobalt, bauksit yang jadi kebutuhan utama dari EV battery. "Jadi walaupun itu melambat, kebutuhan komponen bahan baku ini tidak akan turun," sambungnya.
Menurut dia, transaksi pasar itu tidak bertolak belakang dengan program hilirisasi pemerintah, karena walaupun bahan bakunya diolah di Tanah Air, tapi pasokannya pasti ke China juga.
"Kita kan belum bisa menghasilkan EV, tapi kebutuhan EB dunia itu sangat besar. Jadi walau ekonominya melemah, tapi untuk sektor yang saya bilang tadi, nikel, cobalt, tetap tinggi, enggak turun. Mungkin untuk sektor tertentu bisa menurun," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com [idr]
Baca juga:
Peretas China Curi Jutaan Dolar Dana Bantuan Covid AS
Berawal dari Satu Akun Twitter, Demo Rusuh di China Menggema ke Seluruh Dunia
Beda dari Jubah Harry Potter, Siswa China Bikin Mantel Tak Terdeteksi Kamera Pengawas
China Punya 102 Kantor Polisi di Berbagai Negara di Seluruh Dunia, Ini Tujuannya
Advertisement
Cara Mendag Zulhas Stabilkan Harga Pangan Jelang Ramadan 2023
Sekitar 1 Jam yang laluIni Cara Agar Utang Tak Bikin Keuangan Anda Berantakan
Sekitar 1 Jam yang laluMendag Zulhas Minta Harga Cabai Tak Terlalu Murah: Nanti Petani Bangkrut
Sekitar 3 Jam yang laluIndonesia Jadi Ketua ASEAN 2023, Jokowi Akui Tidak Mudah
Sekitar 4 Jam yang laluTerungkap, Ini Rahasia di Balik Fenomena Gadai SK Pengangkatan PNS ke Bank
Sekitar 7 Jam yang laluBeri Pengalaman di Dunia Kerja, BRI Buka Program Magang Generasi Bertalenta
Sekitar 21 Jam yang laluSalah Kaprah, PNS Anggap Kredit Konsumtif ke Bank Berbunga Rendah
Sekitar 21 Jam yang laluPemerintah Harus Batasi Plafon Kredit untuk PNS
Sekitar 22 Jam yang laluFenomena PNS Gadai SK Pengangkatan, Ekonom: Perlu Edukasi Literasi Keuangan
Sekitar 23 Jam yang laluPerbankan Siapkan Promo dan Kemudahan Demi Gaet PNS Jadi Nasabah
Sekitar 1 Hari yang laluRekrutmen CPNS 2023 Dibuka Juni, Cek Syarat dan Dokumen Harus Disiapkan
Sekitar 1 Hari yang laluHati-Hati, Pedagang Jual Beras di Atas Harga Ditetapkan Bakal Ditindak
Sekitar 1 Hari yang laluPNS Jadi Sasaran Empuk Perbankan untuk Salurkan Pembiayaan, Kenapa?
Sekitar 1 Hari yang laluIni Dia PNS dengan Bayaran Paling Mahal se-Indonesia
Sekitar 1 Hari yang laluAudi Tabrak Selvi Amalia Bukan Rombongan Polisi, Penetapan Tersangka Hasil Metode TAA
Sekitar 27 Menit yang laluVIDEO: Kemarahan Ibu Mahasiswa UI, Anak Sudah Tiada Sama Polisi Dijadikan Tersangka
Sekitar 38 Menit yang laluVIDEO: Anggota Berlutut Minta Maaf ke Kapolres Manggarai Barat Hingga Berpelukan
Sekitar 46 Menit yang laluBrutal, Ini Momen Polisi AS Pukuli Warga Kulit Hitam Sampai Tewas
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mirip Sambo, Jaksa Nilai Agus Nurpatria Coreng Citra Polri
Sekitar 13 Menit yang laluVIDEO: Jaksa Kembali Singgung Kasus KM50 di Sidang Tuntutan Hendra Kurniawan
Sekitar 23 Menit yang laluVIDEO: Jaksa Sebut Pengacara Sambo Gagal Fokus, Ricky & Kuat Pengikut Setia Berdusta
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Irfan Widianto Dituntut 1 Tahun Penjara & Denda Rp10 Juta
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Mirip Sambo, Jaksa Nilai Agus Nurpatria Coreng Citra Polri
Sekitar 13 Menit yang laluVIDEO: Jaksa Kembali Singgung Kasus KM50 di Sidang Tuntutan Hendra Kurniawan
Sekitar 23 Menit yang laluVIDEO: Jaksa Sebut Pengacara Sambo Gagal Fokus, Ricky & Kuat Pengikut Setia Berdusta
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Irfan Widianto Dituntut 1 Tahun Penjara & Denda Rp10 Juta
Sekitar 1 Jam yang laluJeritan Prajurit Pangkat Terendah Sadar Diperalat Jenderal
Sekitar 7 Jam yang laluMasa Penahanan Ferdy Sambo Cs Diperpanjang Selama 30 Hari
Sekitar 18 Jam yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 3 Hari yang lalu5 Juta Dosis Vaksin IndoVac Sudah Disebar ke Masyarakat, 2 Juta Sudah Disuntikkan
Sekitar 4 Hari yang laluPemain JDT Baku Hantam dan Tonjok Lawan hingga KO, Jordi Amat Melerai
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen NegaraMoch N. Kurniawan
Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami