Teknologi informasi dongkrak sektor barang dan jasa

Merdeka.com - Penerapan teknologi informasi di negara maju seperti Amerika Serikat telah meningkatkan efektivitas layanan sektor barang dan jasa.

Raksasa TI seperti Microsoft bahkan telah bekerjasama dengan beberapa toko pakaian untuk menerapkan program yang membantu konsumen memilih busana berdasarkan kalkulasi ukuran tubuh.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Chatib Basri seusai diskusi dengan perwakilan Microsoft mengaku tertarik bila sistem serupa bisa diterapkan di Indonesia untuk mendongkrak sektor barang dan jasa.

"Kita lihat tadi beberapa teknologi yang (Microsoft) punya banyak terkait perilaku konsumen yang bisa dibantu lewat TI. Pasar kita ini sebetulnya sangat potensial dikembangkan kalau didukung IT," ungkap Chatib di Jakarta, Kamis (11/10).

Dia menyebutkan, 45-50 juta orang masuk kategori masyarakat dengan tingkat daya beli yang tinggi untuk sektor barang dan jasa. Bila industri teknologi informasi bisa digandeng untuk menggarap pasar, Chatib percaya jumlah populasi yang membelanjakan uang di sektor tersebut akan bertambah.

"Kalau kita bicara 10 tahun lagi, jumlah consuming class diperkirakan 135 juta orang. Kita bisa bayangkan kalau situasi itu didukung sistem TI yang baik, pasarnya bisa kita tingkatkan secara cepat," ujarnya.

Bagi Chatib, sektor konsumsi dalam negeri diyakini menjadi mesin penggerak sekaligus masa depan perekonomian Indonesia. Ekspor sharenya, kata dia, hanya sekitar 25 persen. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri, diperkirakan bisa mencapai 75 persen.

"Pertumbuhan ekonomi didukung konsumsi domestik, kita bisa bertahan dengan pertumbuhan stabil dengan menggarap pasar dalam negeri," paparnya.

Terkait hasil pertemuan dengan raksasa TI asal AS, Microsoft, Chatbi belum bisa menyebutkan soal kepastian investasi perusahaan tersebut. Dia juga belum bisa berkomentar mengenai tingkat penanaman modal di sektor teknologi informasi tahun ini.