Survei: Optimisme bisnis dunia 2018 tinggi, banyak perusahaan tambah jumlah pekerja
Merdeka.com - Tingkat optimisme bisnis dunia di 2018 berada di level tinggi, yakni 58 persen. Hal tersebut mendorong banyak perusahaan di dunia untuk menambah jumlah pekerja demi memenuhi permintaan pasar, meski tren otomasi di segala sektor usaha sedang berlangsung.
Berdasarkan survei Grant Thornton International Business Report (IBR), optimisme bisnis ini sejalan dengan iklim permintaan yang cukup sehat. Indikasinya adalah proporsi perusahaan yang khawatir atas pelemahan permintaan turun mencapai titik terendah sepanjang satu dekade survei IBR, hanya 23 persen.
Selain itu, perusahaan-perusahaan tak ragu menaikkan harga. Dari hasil survei, 36 persen perusahaan akan melakukannya di tahun ini dan 50 persen perusahaan optimistis memperoleh keuntungan yang lebih besar atau meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.
Tingginya optimisme bisnis tersebut disikapi dunia usaha dengan peningkatan rencana perekrutan lebih banyak pekerja sehingga mampu mencetak rekor tertinggi dalam kurun waktu satu dekade terakhir, yakni mencapai 40 persen. Ini naik 11 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sayangnya, optimisme ini belum dirasakan bagi pelaku bisnis yang berencana meningkatkan investasinya pada pembangunan pabrik dan mesin, yang tercatat hanya 36 persen di 2018. Angka ini hanya mengalami kenaikan 3 persen dari tahun sebelumnya. Tak hanya itu, rencana perusahaan menambah investasi di sektor teknologi pada kuartal akhir 2017 menurun menjadi 44 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang 47 persen.
Global Leader Network Development Grant Thornton, Francesca Lagerberg mengatakan menurunnya investasi perusahaan pada teknologi di tiga bulan terakhir cukup mengkhawatirkan mengingat teknologi adalah salah satu keunggulan kompetitif bagi dunia usaha.
"Pergerakan menuju otomasi lewat teknologi memang mengancam model usaha tradisional. Namun, di sisi lain dapat dipandang sebagai peluang untuk menjadi lebih produktif dan berkesinambungan. Mereka yang mampu menerapkan formula tersebut akan berhasil mengamankan posisi terbaik di saat ekonomi global turun dari level tertinggi saat ini," kata Lagerberg dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (19/1).
Dia menambahkan, meski berbagai indikator masih menunjukkan tren positif dan potensi peningkatan usaha cukup tinggi, namun keseimbangan investasi dan mengambil langkah signifikan untuk meningkatkan produktivitas penting untuk diperhatikan.
"Meskipun tren mesin menggantikan manusia kerap digaungkan, cara mudah dan cepat untuk meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan pasar adalah dengan mempekerjakan lebih banyak orang," imbuhnya.
Namun, hal tersebut hanyalah solusi sementara. Seiring berkurangnya jumlah pengangguran, kian sulit menemukan pekerja baik dari sisi kuantitas maupun kualitas untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas.
Dia juga menekankan pentingnya efisiensi pada proses bisnis agar usaha bisa terus tumbuh. Lonjakan optimisme serta ekspektasi meraih keuntungan tinggi saat ini berada di titik puncak, sejak krisis keuangan global. Perusahaan harus menghindari segala sesuatu yang bersifat jangka pendek dan meningkatkan investasi untuk pertumbuhan jangka panjangnya.
"Jika tidak, euforia 2018 akan menyisakan masalah di tahun-tahun berikutnya," tegasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaEmpat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaAntusiasme Pemilih Pemula di Sumsel Meningkat Pesat Menjelang Pilpres 2024
Menkominfo Budi Arie Setiadi optimis bahwa Indonesia akan dengan mudah mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju mendatang.
Baca SelengkapnyaSurvei The Economist Sebut Prabowo-Gibran Unggul 50%, Relawan Optimis Jemput Kemenangan
The Economist menyoroti program keberlanjutan yang diusung paslon ini.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?
Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.
Baca Selengkapnya