Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Penyebaran Varian Delta di Mitra Dagang RI
Merdeka.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 terutama varian Delta, agar tidak menekan terlalu dalam pertumbuhan ekonomi. Pembatasan di negara mitra dagang Indonesia dikhawatirkan berdampak pada permintaan ekspor RI yang saat ini tumbuh tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor RI pada kuartal II 2021 tumbuh 31,8 persen secara year on year (yoy). Ekspor semenjak kuartal I 2021 sudah mulai masuk ke zona positif dengan pertumbuhan 7 persen.
"Ekspor kita juga luar biasa tinggi dan terlihat karena ekonomi global yang mulai pulih. Dan kita lihat komoditas dari sisi jumlahnya meningkat baik itu ke negara-negara seperti China, Amerika Serikat (AS), yang semuanya menunjukkan pemulihan ekonomi cukup tinggi dan ini menyebabkan kinerja ekspor kita mengalami kenaikan baik dari sisi volume dan harga-harga komoditas," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Kamis (5/8).
Kendati demikian, perlu diwaspadai dampak terhadap permintaan eksternal dari lonjakan kasus Covid-19 di beberapa mitra dagang yang diikuti dengan pengetatan. Salah satu contohnya di India, yang saat ini mengalami lonjakan kasus positif.
India sendiri merupakan mitra dagang utama terbesar ke enam bagi Indonesia dengan pangsa pasar ekspor 5,5 persen.
"Kita perlu diwaspadai dengan adanya virus Delta yang sekarang juga menjalar ke seluruh dunia, yang kemudian menyebabkan ekonomi mengalami penurunan. Mungkin paling dramatis India, kemudian ekonominya juga mengalami dampak terlalu dalam. Jadi kita juga tidak boleh lengah," ungkapnya.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BLT mitigasi pangan akan disalurkan sebesar Rp200.000 per bulan pada periode Januari, Februari, dan Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani juga menampilkan bagan realisasi perlinsos Kemensos periode Januari-Februari selama 2019-2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani memastikan indeks kepercayaan konsumen (IKK) per Februari 2024 masih relatif stabil yakni di level 123,1.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca Selengkapnya