Sri Mulyani: Selama 50 Tahun, Hanya 20 Negara yang Keluar dari Middle Income

Kamis, 2 Februari 2023 12:49 Reporter : Yunita Amalia
Sri Mulyani: Selama 50 Tahun, Hanya 20 Negara yang Keluar dari Middle Income Menteri Keuangan Sri Mulyani. ©Liputan6.com/Athika Rahma

Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bagi suatu negara keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) bukan perkara sederhana. Bahkan, dia menuturkan, tidak mustahil negara dengan pendapatan tinggi, turun menjadi pendapatan menengah.

"Selama 50 tahun terakhir enggak lebih dari 20 negara di dunia yang mampu lepaskan diri dari low, middle, menjadi high income," ucap Sri Mulyani saat menyampaikan kuliah umum di STKIP PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis (2/2)

"Ada sih yang keluar dari low income menjadi middle. Tapi begitu di middle income tetap stay lama banget. Bahkan ada high income turun lagi menjadi middle seperti Argentina," sambungnya.

Dia mengambil contoh negara di kawasan Asia, Taiwan, Singapura, Korea Selatan mampu menjadi negara dengan berpenghasilan tinggi karena melakukan rangkaian beragam investasi penopang kemajuan sebuah negara maju. Dan proses tersebut membutuhkan durasi panjang.

Perempuan yang pernah menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjabarkan ciri-ciri menjadi sebuah negara berpenghasilan tinggi setidaknya harus mencapai 3 unsur.

Pertama, SDM yang unggul. Sri Mulyani menuturkan, negara-negara berpenghasilan tinggi secara agresif melakukan investasi pada sistem pendidikan kesehatan yang unggul. Para anak muda di negara tersebut kemudian dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pengetahuan lebih luas.

Para pelajar atau masyarakat negara maju juga diberikan dana untuk riset dan development dan berbagai hasil riset kemudian dipatenkan. Dari produk yang dipatenkan masuk ke dalam industri.

Unsur kedua adalah infrastruktur yang baik. Sri Mulyani menegaskan tidak ada negara high income dengan infrastruktur bobrok. "Infrastruktur bagus dia bisa mendorong mobilitas masyarakat. Interaksi itu menimbulkan inovasi," ucapnya.

Terakhir, sistem yang mendukung. Menurut Sri Mulyani, membangun sistem bukan perkara sederhana. Namun, sistem dibangun berdasarkan kondisi lapangan dan analisa yang dilalui.

Dia kemudian menyinggung, pemerintah saat ini gencar memberikan kemudahan segala perizinan untuk berusaha agar Indonesia menjadi negara kompetitif. "Negara maju biasanya aturannya enggak ruwet," pungkasnya.

Data terakhir, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia menurut gross national income (GNI) per kapita, negara berpenghasilan rendah yaitu GNI per kapita USD1.035, kemudian menengah rendah (lower middle income) USR1.036 - USD4.045, menengah atas (upper middle income) USD4.046 - USD12.535 dan penghasilan tinggi di atas USD12.535.

Tahun 2021, pendapatan per kapita Indonesia menurut laporan Bank Dunia, yaitu USD4.140. Angka ini naik dibanding tahun sebelumnya yang masih USD3.870. Dengan demikian, Indonesia masih berada dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah rendah.

Baca juga:
Sri Mulyani Beberkan Strategi RI Keluar dari Jebakan Kelas Menengah
Keluar dari Kelas Menengah, Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
Gandeng Bappenas, Kementerian Investasi Dorong RI Keluar Jebakan Kelas Menengah
Pemerintah Targetkan Indonesia Lolos Jebakan Negara Berpendapatan Menengah di 2030
Transformasi Ekonomi Kunci RI Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah
Kunci Indonesia Terhindar dari Jebakan Kelas Menengah

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini