Masyarakat RI Lebih Suka Simpan Uang di Deposito Dibanding Asuransi
Merdeka.com - Peranan sektor keuangan sangat penting untuk menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi, seperti sektor keuangan di berbagai perekonomian merupakan fungsi multidimensi yang sangat penting. Meski demikian, sektor keuangan Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.
Pertama apabila melihat ukuran sektor keuangan terhadap perekonomian Indonesia masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan peranan pasar modal sebagai sektor keuangan yang bisa menjadi intermediari yang produktif.
"Kapitalisasi pasar modal Indonesia hanya 48 persen, Malaysia, Singapura, Filipina mereka bisa memiliki rasio kapitalisasi pasar modal hingga mendekati 100 persen," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat webinar Like it, ditulis Sabtu (13/8).
Kedua sektor keuangan di indonesia masih berorientasi akumulasi dana yang sifatnya jangka pendek. Hal ini sangat menyulitkan pada saat kebutuhan pembangunan dan perekonomian membutuhkan sumber yang jangka panjang.
"Misalnya untuk pembangunan infrastruktur, yang bisanya pertama membutuhkan dana sangat besar dan kemampuan mengembalikannya butuh waktu yang sangat panjang, katakanlah 20 hingga 30 tahun," jelas Sri Mulyani.
Dia menjelaskan, oleh karena itu kemampuan Indonesia untuk mampu memupuk dana jangka panjang sangat penting. Namun, sektor keuangan saat ini masih didominasi oleh sektor perbankan sebesar 80 persen dan mayoritas dalam bentuk deposito atau simpanan yang berjangka pendek di bawah 5 tahun.
Sementara, sektor yang memiliki dana jangka panjang, seperti industri asuransi, dana pensiun, kontribusi dalam sektor keuangan hanya 14 persen. "Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi kita, terutama KSSK untuk terus mampu membangun sektor keuangan yang mampu mengumpulkan dan memobilisasi dana dalam jangka panjang yang kuat dan kredibel," tegas Ani.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaMasa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?
Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Ternyata 23,7 Persen Orang Dewasa di Indonesia Belum Punya Rekening Bank
Pada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca Selengkapnya10 Jenis Asuransi dan Manfaatnya, Simak Kelebihan dan Kekurangannya
Penjelasan mengenai 10 jenis asuransi yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca Selengkapnya