Sri Mulyani harap neraca perdagangan RI surplus hingga akhir tahun
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap neraca perdagangan surplus hingga akhir tahun. Hal ini dilihat dari nilai neraca perdagangan pada Agustus 2016, Indonesia mengalami surplus sebesar USD 293,6 juta.
"Sekarang kami lihat sudah mulai mendekati teritori positif. Kami berharap tentu akan relatif netral sampai dengan akhir tahun,” ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9).
Menurutnya, konsumsi masyarakat sudah mulai membaik. Ini lah yang menyebabkan nilai neraca perdagangan Indonesia terus membesar sejak Januari 2016.
"Saya rasa konsumsi akan tetap dijaga. Dengan inflasi yang rendah confident dari masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas konsumsi masih diharapkan berlanjut. Jadi itu strategi yang kita lakukan," imbuhnya.
Sebagai informasi, Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan secara kumulatif Januari-Agustus 2016, neraca perdagangan juga mengalami surplus sebesar USD 4,38 miliar, dengan total ekspor sebesar USD 91,73 miliar dan impor sebesar USD 87,34 miliar.
"Jika ekspor mengalami peningkatan maka impor akan naik juga," kata Sasmito di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/9).
Berdasarkan komoditi, Sasmito menjelaskan, komoditi nonmigas pada Agustus 2016 mengalami surplus sebesar USD 921,3 miliar, namun migas justru mengalami defisit sebesar USD 627 miliar. Bahkan secara kumulatif, nonmigas juga mengalami surplus USD 7,7 miliar dan migas juga mengalami defisit USD 3,3 miliar.
"Kalau kita lihat ekspor non migas sudah banyak yaitu USD 7,7 miliar, tapi karena pembelian untuk migas juga banyak sehingga kita tekor sebesar USD 3,3 juta. Sehingga perdagangan masih surplus USD 4,38 miliar," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaSurplus APBN ditopang oleh penerimaan negara yang masih lebih tinggi dibandingkan belanja negara.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnya