Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Solusi untuk Kejar Target Indonesia Jadi Pemasok Udang Terbesar Dunia

Solusi untuk Kejar Target Indonesia Jadi Pemasok Udang Terbesar Dunia Udang. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pengekspor udang terbesar nomor satu di dunia dan memastikan ekspor udang naik hingga 250 persen pada tahun 2024.

CEO dan Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan, untuk mencapai target tersebut, kapasitas produksi perlu ditingkatkan. Salah satunya dengan mengatasi salah satu hambatan terbesar dalam budi daya udang, yaitu wabah penyakit.

"Budi daya udang kini menjadi salah satu peluang bisnis yang kian menjanjikan, namun serangan wabah penyakit pada udang menjadi satu momok menakutkan bagi seluruh petambak udang sejak satu dekade lalu," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (16/4).

eFishery yang merupakan startup pelopor inovasi ekosistem akuakultur di Indonesia saat ini menawarkan inovasi Disease Prevention System (DPS), solusi yang dapat mencegah wabah penyakit pada budi daya udang dan mengatur kualitas air tambak dengan berbasis teknologi.

"Dengan mengaplikasikan DPS petambak udang mampu meningkatkan ketahanan udang budi daya terhadap penyakit, sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan panen," katanya.

Menurut dia, penyebab serangan wabah penyakit yang terjadi salah satunya adalah Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) dan Early Mortality Syndrome (EMS) yang dapat menyebabkan kematian pada post larva benur, air bak benur dan induk, serta pakan alami.

Dia menjelaskan, salah satu komponen dalam DPS adalah disinfektan ramah lingkungan yang terbukti dengan cepat membunuh bakteri dan menghilangkan berbagai patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada udang seperti yellow head virus, white spot syndrome virus (WSSV), dan Vibrio parahaemolyticus penyebab AHPND.

Gibran menambahkan, dalam penerapan DPS, teknisi eFishery akan melakukan pengecekan berupa biosecurity scoring untuk menentukan tingkat kerentanan tambak terhadap serangan penyakit, kemudian menganalisis kualitas air tambak secara rutin serta memberikan laporan dan rekomendasi penanganan air.

"Teknisi kemudian memberikan rekomendasi pemberian dosis disinfektan serta protokol apabila tambak terserang wabah, sehingga para petambak dapat berbudidaya dengan aman tanpa khawatir tambaknya terserang penyakit," kata Gibran.

Bobby, salah seorang petambak udang dari Kelompok Tani Blue Vaname di Subang, mengatakan penggunaan DPS menjadi solusi untuk menghindari kematian pada budi daya udang yang dikelolanya.

Dia menceritakan, awalnya pernah mengalami pandemi kematian dini udang di tambaknya akibat terjadi blooming plankton yang diduga disebabkan oleh Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) di DOC 70.

Bobby dan petambak lainnya kemudian memutuskan untuk mencoba produk DPS dari eFishery.

"Penggunaan DPS ini merupakan investasi yang baik, karena dengan harga terjangkau tambak kita terhindar dari serangan wabah penyakit sehingga kita merasa tenang dalam berbudidaya udang," katanya.

Selain terhindar dari wabah penyakit, dia juga merasakan berbagai keuntungan dari produk DPS, di antaranya peningkatan rata-rata pendapatan hingga 111,27 persen per meter per segi, penurunan rata-rata rasio konversi pakan (FCR) sebesar 0,23 persen, serta peningkatan rata-rata produktivitas sebesar 0,12 kg per meter.

Target KKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyadari pasar udang termasuk yang terbesar di dunia. Namun sayangnya sumbangsih Indonesia masih kecil. Hanya USD 2 miliar dari sekitar USD 24 miliar nilai pasar udang di dunia.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja mengatakan, untuk mengejar ketertinggalan tersebut KKP menargetkan sebanyak 2 juta ton produksi udang untuk di masing-masing wilayah seluruh Indonesia. Beberapa tempat pun dipilih untuk dijadikan kawasan tambah estate.

"Kita bisa desain tambak estase keruk pasar USD 24 miliar. Kita nomor 7 hannya USD 2 miliar, kita bisa dorong agar tembus ke atas," jelas dia dalam Rapat Kerja Hipmi 2021, Sabtu (6/3).

Dia mengatakan, setidaknya target 2 juta ton per hektare area akan tercapai pada 2024. Sebab, sejauh ini luasan produksi baru 856.000 saja.

"Kami dorong naik 2 juta ton sekarang kami pilih daerah mana yang dipilh. Aceh Timur ada 10.000 Ha kami sudah lihat lokasinya, cocok kami bisa bikin kluster," jelasnya.

Dia menambahkan, untuk saat ini KKP sudah mengunci tarif bea masuk ke Amerika Serikat dan Eropa. KKP mencoba menurunkan tarif bea masuk agar udang bisa bersaing secara harga dan lebih kompetitif. "Ini salah satu strategi kami," singkatnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Melihat Suasana Pasar Ikan Terbesar di Kabupaten Kendal, Beragam Jenis Ikan Laut Segar Tersedia Langsung dari Nelayan
Melihat Suasana Pasar Ikan Terbesar di Kabupaten Kendal, Beragam Jenis Ikan Laut Segar Tersedia Langsung dari Nelayan

Di sana telah dibangun sebuah jembatan gantung yang menghubungkan antara pasar dengan desa di sebelahnya.

Baca Selengkapnya
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng

Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.

Baca Selengkapnya
Mayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut
Mayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut

Mayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.

Baca Selengkapnya
Kebun Sawit Terluas di Dunia Ternyata Ada di Indonesia, Ini Dia Perusahaan Pengelolanya
Kebun Sawit Terluas di Dunia Ternyata Ada di Indonesia, Ini Dia Perusahaan Pengelolanya

Kebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.

Baca Selengkapnya
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya