Sehabis saham turun, bos AirAsia siap jual 20 pesawat & tambah utang
Merdeka.com - Perusahaan riset berbasis di Hong Kong, GMT Research mengeluarkan laporan terbaru mempertanyakan praktik akuntansi maskapai AirAsia Group. GMT Research menuding AirAsia bersama perusahaan rekanannya melakukan kecurangan dalam penghitungan akuntansi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
Dilansir dari reuters, laporan yang dikeluarkan 10 Juni lalu ini membuat saham maskapai penerbangan berbiaya murah ini anjlok 14 persen. "Kami sedang diskusi dengan perusahaan tentang masalah ini," ucap Pendiri GMT Gillem Tulloch dalam pernyataannya yang dilansir merdeka.com dari reuters di Jakarta, Selasa (16/6).
CEO AirAsia, Tony Fernandes akhirnya menulis surat kepada investor untuk menanggapi laporan dari GMT Research yang mempertanyakan laporan akuntansi perusahaan. Dia mengatakan akan menggalang dana dan mungkin menjual pesawat untuk mengurangi utang perusahaan.
Menanggapi turunnya harga saham perusahaan, Tony mengatakan akan menerbitkan obligasi senilai USD 150 juta di Filipina dan Indonesia. Tony dalam suratnya juga menegaskan bahwa perusahaan juga dapat menjual atau menyewakan kembali 20 pesawat tahun ini.
Rencana Tony Fernandes untuk menjual pesawat dan mencari utang lewat obligasi ini juga menjadi jawaban pertanyaan dari analis yang mempertanyakan strategi AirAsia ke depannya. Kinerja AirAsia kini memang merosot di tengah persaingan ketat penerbangan berbiaya murah. Kinerja AirAsia menjadi kedua terburuk di dunia setelah Virgin America dengan penurunan 34 persen.
"Beberapa rincian masih kita kerjakan dan in-progress, namun apa yang tertulis lebih kurang akan menjadi kenyataan," kata Tony Fernandes dalam surat kepada investor.
Meskipun AirAsia pernah memimpin pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, kini maskapai tersebut terpukul oleh persaingan penerbangan berbiaya murah lainnya. AirAsia harus bekerja keras untuk menyaingi Jetstar dari Australia, Qantas Airways dan Lion Air dari Indonesia.
Dalam suratnya, Tony Fernandes optimis bisnis perusahaan akan membaik di 2015 ini. "Kami percaya bahwa 2015 akan menjadi tahun yang sangat baik dan pasar jauh lebih rasional," tegas Tony.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maskapai Citilink, Batik Air dan Super Air Jet mengajukan penambahan slot terbang.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaJarang Orang Tahu, Ini Tips Beli Tiket Pesawat Bisa Hemat hingga 25 Persen
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaMaskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.
Baca SelengkapnyaSelama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga tiket pesawat tidak lepas dari kejadian yang menimpa Boeing
Baca SelengkapnyaBPS menjabarkan ada dua faktor penumpang pesawat rendah, padahal maskapai tidak menaikkan harga tiket.
Baca Selengkapnya