Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Menjadi Momentum Indonesia Keluar dari Resesi
Merdeka.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyambut baik ekonomi Indonesia yang tumbuh 7,07 persen di kuartal II-2021. Pertumbuhan ini sendiri meningkat tajam jika dibandingkan pada periode sama tahun lalu yang tercatat kontraksi minus 5,32 persen.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI, Ajib Hamdani mengatakan, pertumbuhan sebesar 7,07 persen ini menjadi titik balik Indonesia untuk bisa keluar dari resesi. Sebab, selama empat kuartal sebelumnya, Indonesia terus mengalami kontraksi ekonomi dan pertumbuhan negatif.
"Makna yang lebih mendasar dari pada sekadar angkanya adalah, bahwa periode ini menjadi momen Indonesia keluar dari resesi. Untuk selanjutnya, bagaimana pemerintah mendesain regulasi-regulasi ekonomi untuk terus menjaga pertumbuhan ini dalam tren yang terus positif," kata Ajib kepada merdeka.com, Kamis (5/8).
Kenaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini sudah diprediksikan karena ada beberapa indikator yang mendukung ke arah perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi. Pertama, indikator Purchase Manager's Index (PMI) yang sangat ekspansif selama periode April-Juni 2021.
PMI Bulan April menunjukkan angka 54,6. Kemudian pada bulan April terus ekspansif ke angka 55,3. Dan sedikit turun di periode Bulan Juni menjadi sebesar 53,5. Selama 3 bulan penuh, PMI menunjukkan indikasi yang konsisten ekspansif. Sektor permintaan dan sektor suplai menggeliat positif.
Indikator yang kedua adalah mulai bebasnya mobilitas orang karena efek kebijakan pelonggaran setelah setahun lebih pandemi. Momen pembatasan mobilitas orang, sempat terjadi pada moment Idul fitri. Tetapi, kondisi tersebut tertolong dengan mengalirnya likuiditas di masyarakat, karena momentum mengalirnya THR.
"Penambahan likuiditas di masyarakat di perkirakan mencapai lebih dari Rp150 triliun pada momen tersebut. Sehingga tetap terjadi daya ungkit ekonomi yang relatif signifikan," katanya.
Selanjutnya
Selanjutnya ketiga adalah melesatnya Harga Batubara Acuan (HBA) secara konsisten di periode kuartal kedua ini. Pada Bulan April 2021, HBA di kisaran USD86,68 per ton, naik sekitar 2,6 persen. Bulan Mei 2021, HBA meningkat menjadi USD89,74 per ton, atau setara dengan peningkatan 3,53 persen.
Periode Juni 2021 juga terjadi lonjakan yang begitu luar biasa dengan meningkat menjadi USD100,33 per ton. Periode bulan ini terjadi lonjakan sebesar 11,8 persen. Peningkatan nilai komoditas batubara ini memberikan multiplier effect yang cukup positif dalam ekonomi nasional.
Meski tercatat mengalami pertumbuhan, dirinya memandang indikator pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun 2021 ini masih semi absurd untuk disebut pencapaian yang luar biasa. Karena pembandingnya adalah ketika terjadi kontraksi ekonomi yang terdalam.
"Selanjutnya yang perlu dijaga adalah, konsistensi pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan.
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaKonsumsi rumah tangga sendiri merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Selengkapnya