Pertamina Diminta Naikkan Harga Pertamax dkk Hingga Rp12.500/Liter, ini Alasannya
Merdeka.com - Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan meminta, Pertamina segera menaikkan harga penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan dimaksudkan agar perusahaan pelat merah tersebut tidak merugi karena mahalnya harga minyak dunia.
"Saya kira untuk Pertamax ini harus naik di angka Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per liternya," kata Mamit kepada Liputan6.com, Kamis (10/2).
Menurutnya, kenaikan tersebut masih di bawah harga SPBU swasta. Maka tidak terlalu memberatkan bagi konsumen setia Pertamina.
Selain itu, ke depan Pertamina perlu membuat promo-promo dengan aplikasi MyPertamina, sehingga pengguna tidak lari ke BBM RON lebih rendah. "Untuk Pertalite, saya kira karena ini akan diberikan kompensasi oleh pemerintah, maka agak berat untuk dinaikan," ujarnya.
Hanya saja, menurut Mamit, kompensasi yang diberikan tidak sampai 50 persen seperti dalam Peraturan Presiden nomor 117 tahun 2021. Tetapi harus 100 persen, karena Premium juga sudah tidak banyak di pasaran lagi.
"Tapi kalau hanya 50 persen, maka Pertalite bisa naik di angka Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per liter," usulnya.
Harga Baru
Sementara itu, mengutip laman resmi Pertamina, harga BBM Pertamax yang berlaku per 1 Februari 2022 adalah Rp 9.000 per liter. Jika dihitung secara sederhana berdasarkan kenaikan yang diusulkan Mamit, maka harga Pertamax menjadi Rp 12.500.
Untuk Pertalite harganya saat ini Rp 7.650 per liter, ditambah dengan usulan Mamit menjadi Rp 10.150 per liter.
Sebelumnya, Mamit mengatakan, sepanjang 2021 kemarin, Pertamina harus menanggung selisih harga Rp 2.500 - Rp 3.500 per liter untuk Pertamax dan Pertalite. Sepanjang 2021, jumlah konsumsi Pertalite secara nasional adalah 22.5 juta kilo liter dan Pertamax 5.3 juta kilo liter.
Dengan begitu, jika dihitung secara sederhana, dengan penjualan Pertalite 22,5 juta kilo liter dikalikan selisih tertinggi Rp 3.500 menunjukkan angka yang fantastis. Yakni sekitar Rp 78,7 triliun. Sementara untuk penjualan Pertamax, Pertamina harus menanggung beban sekitar Rp 18,5 triliun.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina tentu memiliki perhitungan yang cermat, sebab review tiga bulanan harga BBM, memang berdasarkan rata-rata harga tertimbang.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca Selengkapnya