Perang Dagang AS-China dan Pandemi Covid-19 Bawa Berkah untuk Ekspor Indonesia
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyebut bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China berbuah berkah bagi Indonesia. Sebab, selama Negeri Paman Sam menutup akses bagi perdagangan China, nilai ekspor Indonesia ke Amerika naik cukup signifikan.
Hingga Januari 2021, surplus perdagangan Indonesia ke Amerika Serikat mencapai USD 6,5 miliar. Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun, bukan tidak mungkin nilainya bisa mencapai USD 13 miliar, melesat hingga lebih dari 30 persen.
"Kalau pertumbuhan konsisten dari Juli sampai Desember, ini akan menjadi USD 13 miliar, pertumbuhannya lebih dari 30 persen," tutur Lutfi dalam Bincang-bincang Diaspora bersama Menteri Perdagangan, Jakarta, Sabtu (14/8) malam.
Selain itu, selama masa pandemi dengan berbagai kebijakan pengurangan mobilitas, ekspor non migas Indonesia kata Lutfi hanya turun USD 600 juta. Angka ini dinilai lebih baik dibandingkan penurunan ekspor yang terjadi pada tahun 2016 lalu.
"Turunnya minimum dan elastisitasnya positif di 2021, ini pertumbuhan yang luar biasa," kata dia.
Sementara itu, kinerja impor mengalami pertumbuhan hingga 28 persen. Dia menilai, angka ini tidak begitu menjadi masalah karena produk yang diimpor berupa bahan baku dan bahan pendukung dalam produksi industri manufaktur yang akan kembali di ekspor.
"Impor ini niatnya bukan buat konsumsi tapi buat ekspor," kata dia.
Selain itu, selama pandemi Covid-19 berlangsung, Indonesia juga kebanjiran orderan produk ekspor. Hal ini disebabkan pabrik-pabrik di China dan Vietnam kewalahan, tak mampu menyediakan produk ekspor, sehingga pesanan produk tersebut lari ke Indonesia.
"China dan Vietnam, ini mereka juga enggak bisa penuhi kuota ekspornya, tapi Indonesia masih bisa. Jadi saya lihat kita banyak dapat order karena Indonesia lebih reliable," katanya.
Ekspor UMKM
Di sisi lain, harus diakui tingkat ekspor produk UMKM Indonesia masih terbatas. Ini semata karena para pelaku UMKM di Indonesia masih mengalami berbagai kendala seperti akses menembus pasar ekspor, permodalan, jaringan dan kualitas produk yang kurang konsisten karena keterbatasan modal.
Namun, UMKM Indonesia memiliki keunggulan yang tidak banyak dimiliki orang lain, yakni inovasi. Tren inovasi ini menjadi barang mahal. Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan dari berbagai kelemahan yang dimiliki UMKM untuk bisa bersaing di pasar global.
"Inovasi ini menjadi terobosan UMKM untuk bisa bersaing di pasar global," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 terdapat 214 juta penduduk Indonesia yang berada di usia kerja.
Baca SelengkapnyaJumlah kunjungan wisman meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaLY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnya