Pemerintah Usulkan Kebaya Jadi Warisan Tak Benda ke UNESCO
Merdeka.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan pihaknya bersama DPR RI, Kemendikbud Ristek, dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengusulkan kebaya sebagai warisan tak benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melalui mekanisme single nomination.
Hal ini menanggapi terjadinya kontroversi yakni negara Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
"Beberapa hari ini diramaikan oleh pemberitaan bahwa kebaya diajukan oleh beberapa negara di Unesco," ujar Sandiaga, Jakarta, Senin (28/11).
Dia menjelaskan, sebenarnya telah diusulkan dengan single nomination kebaya diajukan dalam scale 2024. Namun akhirnya kebaya diajukan terlebih dahulu dengan mekanisme tersebut yakni yang mendahului Reog Ponorogo, Tenun.
"Setiap negara hanya memiliki sebanyak 1 budaya per tahun untuk daftar join monitor," terang dia.
Sandiaga pun menerangkan, bahwa nantinya Indonesia akan bergabung dalam joint nomination sesuai dengan operational gate line yang akan diajukan Maret 2023 bersama 4 negara tersebut.
Perlu diketahui, Indonesia saat ini memiliki 1528 warisan budaya tak benda yang bisa diajukan ke Unesco. Kendati begitu dibutuhkan sekitar 3000 tahun untuk bisa mendaftarkan semuanya karena hanya diakomodir setiap 2 tahun sekali satu budaya.
"Oleh karena itu join nomination adalah salah satu cara saat ini untuk mempercepat proses. Karena itu Kemendikbud Ristek, Kemenko PMK dan juga Komisi X maka kita mendorong sesuai kesepakatan kita akan mendorong dan menguatkan keputusan single nomination," terang dia.
Sebagai informasi, Singapura bersama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand akan menominasikan pakaian kebaya dalam daftar cagar budaya Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Nominasi yang akan diserahkan Maret 2023 nanti itu dijelaskan Badan Warisan Nasional (NHB) sebagai nominasi multikultural pertama yang dilakukan Singapura kepada Daftar Perwakilan UNESCO untuk Warisan Budaya Tak Benda Manusia. Menurut NHB, kebaya adalah pakaian tradisional wanita yang populer di kawasan Asia Tenggara.
"Kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama kawasan ini, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan terus hadir dan secara aktif diproduksi dan dikenakan banyak komunitas di seluruh Asia Tenggara," jelas NHB, dikutip dari The Strait Times, Jumat (25/11).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya
Bukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.
Baca SelengkapnyaWisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Wajib Mampir
Keindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang tak telupakan.
Baca SelengkapnyaSejarah Tambang Batu Bara Ombilin, Dinobatkan Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Tambang Batu Bara Ombilin, menjadi kawasan tambang tertua yang ada di Asia Tenggara dan dinobatkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kandidat Kuat Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Ini Sejarah Reog Ponorogo Kesenian yang Berusia 200 Tahun Lebih
Selangkah lagi Reog Ponorogo jadi warisan budaya tak benda UNESCO
Baca SelengkapnyaIlmuwan Susun Ulang Baju Besi Tentara Romawi Berusia 1.800 Tahun, Begini Jadinya
Artefak ini bakal dipamerkan di museum mulai 1 Februari.
Baca SelengkapnyaBerusia 124 Tahun, Begini Kisah Lokomotif Tertua di Indonesia yang Tersimpan Utuh di Museum Kereta Api Ambarawa
Lokomotif ini diklaim tertua di Indonesia. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaWisata Pekalongan Populer, Sajikan Pemandangan Alam Asri hingga Budaya
Pekalongan tidak hanya batik, tetapi juga memiliki tempat wisata indah dan unik.
Baca SelengkapnyaMengenal Bebehas, Tradisi Mengumpulkan Beras ala Masyarakat Muara Enim yang Mulai Ditinggalkan
Dari tahap awal sampai akhir, tradisi ini melibatkan orang banyak alias dikerjakan secara bergotong-royong dan dilaksanakan dengan penuh suka cita.
Baca Selengkapnya7 Gereja Bersejarah & Tertua di Indonesia, Ada yang Mirip Klenteng
Tak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca Selengkapnya