Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK secara resmi meluncurkan lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional atau Indonesia Agency for International Development. Lembaga ini untuk menunjukkan eksistensi Indonesia kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara besar, baik dari sisi penduduknya, geografinya, dan juga ekonominya.
"Kami menyambut gembira bahwa hari ini tentu juga akan membuat makin kita semua saling bersinergi dalam rangka meningkatkan efektivitas politik luar negeri Indonesia sehingga negara Indonesia makin dikenal sebagai negara yang terus mengupayakan perdamaian dunia," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (18/10).
Sri Mulyani menambahkan, Kementerian Keuangan akan berperan sebagai lembaga pengelola dana. Sejak tahun lalu, pemerintah sudah memasukkan dana ke lembaga tersebut senilai Rp1 triliun dari APBN dan bertambah pada tahun ini menjadi Rp2 triliun.
"Di taruhnya di below the line kalau istilah teknisnya, artinya dia tidak harus habis mungkin bisa menjadi dana abadi. Tahun lalu kita masukkan Rp1 triliun tahun ini Rp2 triliun jadi Rp3 triliun. Untuk 2020 nanti saya cek saya lupa angkanya," tambah dia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, peluncuran lembaga ini menjadi momen spesial dan berharga bagi diplomasi Indonesia. Diharapkan adanya lembaga ini akan memperkuat kontribusi dan peran Indonesia di dunia internasional.
"Hari ini adalah hari terakhir kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres JK. Di hari ini kita masih bisa berkumpul dan mempersembahkan suatu hal yang mendukung politik luar negeri indonesia, yaitu peluncuran lembaga dana dana kerja sama pembangunan Internasional atau Indonesia Agency for International Development," jelasnya.
Retno menyampaikan prinsip Indonesia sangat jelas dalam hal ini. Di mana Indonesia ingin terus berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan, di samping itu Indonesia juga dapat menjadi tools dan kontribusi mencapai SDGs.
"Dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak JK. Kami sekali lagi terima kasih kepada pak JK selama 5 tahun ini selalu membuka pintu bagi kami untuk melakukan diskusi mengenai pelaksanaan politik luar negeri di Indonesia," jelasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun menyambut baik terbentuknya lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional atau Indonesia Agency for International Development. Menurut JK, kehadiran lembaga ini menjadi penting utamanya dalam menjaga perdamaian dunia.
"Karena suatu negeri yang maju tidak mungkin tanpa perdamaian. Perdamaian juga akan tumbuh apabila ekonomi berkembang dan baik bagi kita semuanya. Karena itulah maka dibutuhkan lembaga, kerja sama ekonomi ini, adalah sesuatu yang penting pada masa ini, selalu saya gambarkan bahwa sudah cukup kita ini mempunyai prinsip meminta bantuan. sudah waktunya juga diplomasi tangan di atas," jelas JK.
Wapres JK berharap ke depan pemerintah bisa saling bahu-membahu untuk sama-sama membangun masyarakat dunia yang lebih baik lagi. Meski secara angka tidak begitu besar, namu diharapkan ke depannya akan lebih besar.
Dia pun meminta agar duta besar Indonesia yang berada di luar negeri mempunyai suatu hal yang dapat menjadi bagian kerjasama dari lembaga ini. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik. "Karena itulah saya ingin sekali menyampaikan penghargaan atas kerjasama ini," tandas JK.
Sebagai informasi saja, lembaga tersebut berperan sebagai satu-satunya gerbang pemberian bantuan internasional Indonesia melalui program utama pembangunan, good governance dan ekonomi.
Di bidang pembangunan, fokus utama dari bantuan tersebut seperti pengentasan kemiskinan, peternakan, inseminasi buatan, pertanian, perencanaan keuangan, infrastruktur dan pendidikan.
Di bidang good governance, bantuan berupa kerja sama pengembangan demokrasi, peace building, resolusi konflik dan law enforcement. Sementara di bidang ekonomi akan berfokus pada pengembangan usaha mikro kecil dan menengah serta pengelolaan keuangan.
Selama ini pemberian bantuan spesifik ke negara Selatan-Selatan atau negara berkembang berfokus kepada teknis pengembangan kapasitas. Namun untuk ke depannya, bantuan tersebut akan berkembang kepada bantuan hibah dalam bentuk uang, barang dan jasa kepada negara yang membutuhkan.
Selain itu, pemberian bantuan dari Indonesia juga tak hanya terbatas pada negara berkembang saja, tetapi juga bisa diberikan kepada negara maju atau negara besar. Hal ini untuk menunjukkan partisipasi aktif Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut. [azz]
Baca juga:
Sri Mulyani Dinilai Cocok Menjadi Menko Perekonomian di Kabinet Jokowi Periode II
Didominasi Wakil Parpol, Anggota BPK Baru Diharapkan Tak Ada Konflik Kepentingan
Pemerintah Fokus Jaga Konsumsi Domestik Hadapi Gejolak Ekonomi Global
Sri Mulyani Dinilai Layak Dipertahankan di Kabinet Jokowi
Pengusaha Sepatu Rp 147.000 jadi Orang Terkaya Baru India, ini Kisah Suksesnya
Sekitar 4 Menit yang laluMenkominfo Harap Metaverse Mampu Dorong Ekonomi Nasional
Sekitar 7 Jam yang laluRI Ditawari Jadi Anggota Tetap Organisasi Penerbangan Sipil Internasional
Sekitar 7 Jam yang laluAturan Baru, Kapasitas Penumpang KRL Naik Menjadi 80 Persen
Sekitar 7 Jam yang laluKendalikan PMK, Kementan Kirim Obat-obatan dan APD ke Beberapa Wilayah
Sekitar 9 Jam yang laluProduk UMKM Fesyen Asal Jakarta Tembus Pasar Panama
Sekitar 9 Jam yang laluKontribusi BUMN ke Negara Capai Rp371 Triliun di 2021
Sekitar 9 Jam yang laluPetani Bisa Mudah Dapat Pupuk Lewat Aplikasi Rekan
Sekitar 10 Jam yang laluPorsi Saham Pemerintah di Garuda Indonesia Bakal Dikurangi Pasca PKPU
Sekitar 10 Jam yang laluTantangan Bagi Perempuan untuk Jadi Pemimpin
Sekitar 10 Jam yang laluErick Thohir Target Pekerja Milenial di BUMN Capai 80 Persen
Sekitar 10 Jam yang laluErick Thohir Sebut Pergantian Direksi Bukan Solusi Atasi Kebakaran Kilang Balikpapan
Sekitar 12 Jam yang laluPelonggaran Penggunaan Masker Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata
Sekitar 12 Jam yang laluBenarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Sekitar 12 Jam yang laluKejagung Jebloskan Lin Che Wei, Tersangka Kasus Ekspor CPO ke Rutan Salemba
Sekitar 1 Hari yang laluBlusukan ke Bogor, Jokowi Tinjau Harga Minyak Goreng di Pasar dan Bagikan Bansos
Sekitar 1 Hari yang laluKejagung Tetapkan Lin Che Wei Tersangka Kasus Ekspor CPO, Ini Perannya
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Petani Sawit Protes Larangan Ekspor Minyak Goreng dan CPO
Sekitar 1 Hari yang laluBenarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Sekitar 12 Jam yang laluInflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Sekitar 5 Hari yang laluKonsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluSyarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Sekitar 1 Minggu yang laluRatusan Pejuang Ukraina Menyerah usai Dikepung Rusia di Pabrik Baja Azovstal
Sekitar 18 Jam yang laluProfesor Biologi Ukraina Ubah Gudang Sayuran Jadi Bunker
Sekitar 1 Hari yang laluKonflik Rusia-Ukraina Rugikan Indonesia, Neraca Perdagangan Alami Defisit
Sekitar 1 Hari yang laluMcDonald's Tutup Seluruh Restorannya di Rusia
Sekitar 1 Hari yang laluKesibukan Penduduk Korea Utara Hadapi Lonjakan Covid-19
Sekitar 30 Menit yang laluSurvei SMRC: Kepuasan Publik ke Jokowi Naik jadi 76,7% karena Mudik
Sekitar 10 Jam yang laluSatgas Covid-19: Mobilitas Naik Tapi Tak Diikuti Kenaikan Kasus Positif Sejak Maret
Sekitar 10 Jam yang laluSurvei SMRC: 47 Persen Warga Memenuhi Persyaratan Mudik 2022
Sekitar 7 Jam yang laluSurvei SMRC Terbaru: 88% Pemudik Puas Pelayanan Transportasi Umum Selama Lebaran 2022
Sekitar 9 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 1 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami