PBB: Afrika Dilanda Krisis Pangan Paling Mengkhawatirkan
Merdeka.com - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan African Union (AU) menyatakan saat ini terjadi peningkatan kelaparan, kelangkaan pangan hingga kekurangan gizi di Afrika. Dari data terbaru yang diliris, menunjukkan bahwa satu dari lima orang di Afrika menghadapi kelaparan.
Hal ini disampaikan pada konferensi pangan dan gizi tingkat tinggi yang diadakan di markas besar AU di Addis Ababa. Dalam acara itu, AU menyerukan untuk setiap negara khusunya di Afrika harus segera bertindak dalam mencegah kelangkaan pangan dan krisis gizi yang sedang berlangsung.
"Afrika tengah menghadapi salah satu krisis pangan yang paling mengkhawatirkan dalam beberapa dekade," kata Josefa Sacko, Komisaris Pertanian, Pembangunan Pedesaan, Ekonomi Biru dan Lingkungan Berkelanjutan AU.
Dia menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung semakin memburuk keadaaan di Afrika. Mengingat Rusia dan Ukraina adalah pemasok utama gandum dan minyak bunga matahari ke Afrika. Meningkatnya frekuensi perubahan iklim, konflik regional dan pandemi COVID-19 juga telah mengganggu produksi dan distribusi pangan sehingga menaikkan biaya makanan di benua Afrika.
Senada disampaikan Asisten Direktur Jenderal Dan Perwakilan Regional Untuk Afrika dari Food and Agriculure Prganization (FAO), Abebe Haile-Gabriel, benua Afrika, sedang mengalami tekanan atas ancaman pangan yang mengerikan. Dengan sekitar 278 juta penduduknya menderita kelaparan kronis. Ini juga menunjukkan bahwa Afrika sedang bergerak mundur dalam upayanya mengatasi kelaparan, kerawanan pangan, dan kekurangan gizi.
"Lebih dari satu miliar orang di Afrika tidak mampu membeli makanan yang sehat," lanjut Abebe.
Dia juga mengemukakan bahwa 46 juta orang Afrika telah mengalami kelaparan selama dua tahun terakhir. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai guncangan global yang tumpang tindih termasuk perubahan iklim, konflik yang berkepanjangan dan ketergantungan yang berlebihan pada impor komoditas dasar seperti makanan dan pupuk.
FAO memperkirakan, pada tahun 2021, kelaparan kronis dialami 20 persen populasi di Afrika. Selain itu, tingkat kerawanan pangan dan kekurangan gizi yang meningkat diperkirakan akan semakin memburuk pada tahun ini. Ini juga didasarkan pada meningkatnya insiden konflik dan rapuhnya pemerintahan di wilayah tersebut, tingkat kemiskinan yang tinggi, perubahan iklim, degradasi lingkungan dan produktivitas pertanian yang rendah.
Oleh karena itu, kerawanan atas keamanan pangan dan gizi di benua Afrika, kemungkinan akan terus berlanjut karena permintaan pangan di benua itu tumbuh rata-rata 3 persen per tahun. Apalagi populasi benua itu terus meningkat dan diperkirakan mencapai sekitar 2,4 miliar pada tahun 2050.
Konferensi tersebut juga menyoroti Afrika ternyata telah menjadi pengimpor terbesar dengan membeli sekitar 40 persen kebutuhan makanannya dari luar negeri. Untuk itu dibutuhkan kerjasama internasional dalam membangun sistem pangan di Afrika serta mencegah penderitaan kemanusiaan.
Afrika Barat dan Sahel mengalami penurunan kondisi pangan dan gizi yang berkelanjutan akibat dari krisis keamanan di wilayah perbatasan negara. Situasi ini perkiraan telah menyebabkan 38,3 juta orang kekurangan pangan dan gizi selama musim paceklik periode Juni sampai Agustus. Selain itu, telah terjadi peningkatkan dalam harga bahan makanan pokok sebagian karena krisis Rusia-Ukraina, dan situasi ini juga telah berkontribusi pada erosi daya beli rumah tangga dan mempengaruhi semua kategori sosial-ekonomi.
Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.
Baca SelengkapnyaKrisis pangan di dunia menjadi isi utama seiring bertambahnya populasi manusia.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaMasalah krisis kesuburan pria yang menurun secara global dipengaruhi oleh kontaminasi lingkungan dan penggunaan ponsel.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKapolres mengaku, aksi penyerangan disertai penembakan itu dilakukan KKB sejak Jumat (19/1) dari segala arah.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca Selengkapnya