Pada sesi akhir, IHSG bisa keluar dari zona merah
Merdeka.com - Indeks Harga Saham Gabungan ditutup pada 5,144 poin atau meningkat 0,02. Dengan jumlah saham yang diperdagangkan 62.123.973 sebesar Rp 4,6 triliun. Sekitar 143 emiten mengalami peningkatan dan 186 emiten mengalami penurunan. Pada awal pembukaan, indeks terseok-seok ke zona merah. Tetapi, usai sesi kedua indek mulai menunjukkan penguatan tipis.
Tetapi, menurut para analis, fase konsolidasi indeks masih belum mampu menutup perdagangan di atas level resistance. Potensi melanjutkan rebound masih akan terlihat di awal pekan untuk menuju resistance terdekat.
Dalam penutupan perdagangan, saham unggulan ditutup menguat tipis sebesar 0,02 persen ke posisi LQ45. Sektor keuangan dan perdagangan, pertanian serta pertambangan konsisten berada di zona merah. Tidak ada sentimen positif yang mendorong indeks dan cenderung menunggu hasil kebijakan The Fed.
Bursa unggulan Asia, seperti Hang Seng dan Straits Times masih terseok di zona merah sejak awal perdagangan. Hanya bursa Tokyo, atau Nikkei 225 yang menguat tipis 0,25 persen. "IHSG masih cenderung bergerak negatif dengan minimnya sentimen positif dan dibayangi ketidakpastian The Fed," ujar Equity Analyst Ascend, Agus Susanto, Jakarta, Senin (15/9).
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IHSG dibuka menguat 23,33 poin atau 0,33 persen ke posisi 7.203,16.
Baca SelengkapnyaIHSG BEI pada pagi ini mengalami kenaikan 0,02 persen ke posisi 7.085,37.
Baca SelengkapnyaNilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaSecara historikal, di bulan Ramadan volume transaksi IHSG cenderung menurun sekitar 20-40 persen dari biasanya.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin
Baca SelengkapnyaKesuksesannya di awal tahun 1990-an hancur oleh jatuhnya pasar saham di Thailand pada tahun 1994.
Baca Selengkapnya