Ombudsman Catat Harga Kelapa Sawit Naik 22,7 Persen Tiap Tahun
Merdeka.com - Ombudsman Republik Indonesia mencatat harga sawit Indonesia semakin membaik dan semakin mahal. Bahkan, harga sawit mengalami peningkatan rata-rata sebesar 22,7 persen per tahun.
Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika menjelaskan, harga sawit dalam bentuk TBS semakin membaik, hal itu diikuti dengan peningkatan harga CPO internasional dan pemanfaatan minyak sawit dalam program biodiesel
"Jika kita lihat pada tahun 2015 harga rata-rata sawit sebesar Rp1.350 per kg TBS, itu untuk sawit yang berumur 10 sampai 20 tahun. Sedangkan pada Februari 2022 harga sawit menjadi Rp3.500 per kg TBS untuk usia yang 10 sampai 20 tahun. Selama kurang kurang lebih sekitar 5 tahun harga sawit mengalami peningkatan rata-rata sebesar 22,7 persen per tahun," jelas Yeka dalam konferensi pers Ombudsman Minyak goreng Ternyata tetap masih langka, Selasa (15/3).
Menurutnya, sebelum tahun 2015 publik disuguhi dengan adanya kabar harga sawit berfluktuasi bahkan pernah mencapai harga di bawah Rp1.000 yang merugikan para petani sawit. Namun setelah tahun 2015 ini harga sawit semakin meningkat dengan pertumbuhan sebesar 22,7 persen per tahun.
Sementara harga rata-rata CPO di luar pajak mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Pada Januari 2018 harga rata-rata CPO sebesar Rp7.845 per kg. Selanjutnya, dalam 4 tahun kemudian pada Januari 2022 berubah menjadi Rp14.839 per kg.
"Jadi hampir dua kali lipatnya dalam rentang waktu kurang lebih 4 tahun atau terjadi peningkatan harga rata-rata CPO setara 22,2 persen per tahunnya," ujarnya.
Pembentuk Harga CPO
Harga CPO itu tidak hanya dibentuk oleh pasar, tetapi juga dibentuk oleh harga future market. Misal, untuk harga sawit berumur 2-3 bulan bahkan sampai 11 bulan itu sudah ditentukan harganya dari sekarang.
"Jika kita lihat harga rata-rata CPO di future market itu mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu kurang lebih dari 4 tahun ini. Harga rata-rata CPO future market tahun 2019 itu sekitar USD 529 per metrik ton atau setara dengan 7.564 ka," ujarnya.
Bahkan, sepanjang tahun 2022 ini harga rata-rata CPO future market sebesar USD 1.322 per metrik ton atau setara Rp18.906 per kg. Dengan demikian, dalam waktu kurang dari 4 tahun tersebut harga CPO future market meningkat sekitar 37,5 persen per tahun.
"Dengan demikian harga CPO berdampak terhadap semakin mahalnya minyak goreng. Pada Desember 2019 harga rata-rata minyak goreng adalah berkisar Rp13.350 per liter sedangkan pada Desember 2021, 3 tahun setelahnya harganya bergerak naik menjadi Rp19.400 per liter atau selama 3 tahun tersebut meningkat rata-rata sekitar 15,01 persen pertahun," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKebun sawit terbesar di dunia seluas 586 ribu Ha dan diharapkan menyentuh 708 ribu Ha dalam satu dasawarsa.
Baca SelengkapnyaTantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat melakukan peninjauan, Jokowi menyebut harga-harga komoditas normal.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan meninjau stok dan harga sejumlah bahan pangan.
Baca SelengkapnyaJokowi menemukan harga beras di Pasar Sungai Ringin berada pada tingkat yang wajar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnya