Nilai Mata Uang Israel Anjlok ke Level Terendah Sejak 2015 Akibat Perang Melawan Hamas
Pelemahan mata uang ini terjadi bahkan ketika Bank Sentral Israel mengumumkan rencana untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing.
Pelemahan mata uang ini terjadi bahkan ketika Bank Sentral Israel mengumumkan rencana untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing.
Sejak perang besar-besaran yang dilancarkan Hamas pada tanggal 7 Oktober di selatan Israel, nilai tukar mata uang Israel yaitu Shekel atau Syikal Israel telah turun sekitar 4 persen terhadap dolar AS.
Melansir dari The Time of Israel, nilai tukar Shekel Israel Baru pada hari Senin melewati ambang batas NIS 4 per dolar, level mata uang lokal terlemah sejak 2015. Pelemahan terjadi saat Israel berada di hari ke-10 perangnya melawan kelompok Hamas.
Pelemahan mata uang ini terjadi bahkan ketika Bank Sentral Israel mengumumkan rencana untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mencoba mengurangi volatilitas Shekel, setelah negara tersebut secara resmi menyatakan keadaan perang.
Menurut biro statistik Indeks harga konsumen (CPI) Israel, yang merupakan ukuran inflasi yang melacak rata-rata harga barang-barang rumah tangga, secara tak terduga melambat sebesar 0,1 persen pada bulan September, sebelum serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menyusul angka bulan September yang lebih rendah dari perkiraan, para ekonom dan pelaku pasar telah mulai memperkirakan penurunan suku bunga oleh Bank Israel pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada tanggal 23 Oktober lalu.
merdeka.com
merdeka.com
Dia menuturkan, konflik yang sedang berlangsung dengan Hamas di Gaza, diperkirakan akan menyebabkan kerusakan signifikan terhadap perekonomian Israel dan prospek pertumbuhannya, serta memberikan dampak yang lebih besar terhadap rumah tangga dan dunia usaha.
Semakin sedikit dukungan terhadap Israel, maka semakin mudah untuk menekan Israel dan menghentikan konflik di Palestina.
Baca SelengkapnyaLangkah Bank Sentral Israel sebagai upaya menopang mata uangnya yang anjlok setelah serangan militan Hamas pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaKonflik yang terjadi antara Israel dan Palestina sejak dulu telah membuat perekonomian Gaza yang rapuh dan hancur.
Baca SelengkapnyaPara ekonom ingin Israel mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan membuka kembali anggaran tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Baca SelengkapnyaILO memperingatkan dampak akibat perang terhadap ekonomi Palestina akan berlangsung selama bertahun-tahun mendatang.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan Israel mengungkapkan bahwa perekonomian negara bisa mengalami kerugian hingga USD10,5 miliar atau sekitar Rp167,43 triliun.
Baca SelengkapnyaPermasalahan ekonomi global yang akan terjadi seperti inflasi yang sangat tinggi serta fragmentasi pasar yang semakin luas.
Baca SelengkapnyaAktivitas ekonomi di Jalur Gaza lumpuh akibat serangan Israel yang menyasar kelompok Hamas.
Baca Selengkapnya