Miliarder Rusia Ini Gelontorkan Rp1,44 Triliun Bantu Pengungsi Ukraina
Merdeka.com - Miliarder asal Rusia, Yuri Milner menyumbangkan dana sebesar USD100 juta atau Rp1,44 triliun untuk membantu pengungsi Ukraina yang terdampak konflik. Hal ini menjadi upaya terbaru dari Milner untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina.
Dilansir Forbes, inisiatif amal yang bertajuk Tech for Refugees itu melibatkan kemitraan antara Breakthrough Prize Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang didirikan oleh Milner dan istrinya, Julia, pada tahun 2012, dan raksasa penyewaan akomodasi Airbnb, serta layanan streaming audio Spotify.
Nantinya, dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk mendukung perusahaan-perusahaan tersebut membantu para pengungsi Ukraina, seperti penyediaan perumahan gratis untuk sementara oleh Airbnb, ke lokasi-lokasi pengungsi.
"Kami turut prihatin oleh bencana memilukan yang dialami rakyat Ukraina. Kami percaya bahwa inisiatif ini, dalam kemitraan dengan beberapa perusahaan dan organisasi teknologi paling kreatif di dunia, dapat memberikan bantuan praktis bagi orang-orang yang hidup dalam kekacauan di luar tanah air mereka," kata Milners.
Dia juga berencana memperluas inisiatif Tech for Refugees, yang akan menjangkau pengungsi di wilayah lain di dunia.
Yuri Milner mengumpulkan kekayaannya berawal dari investasi di Facebook dan Twitter. Kekayaan Milner kini tercatat sebanyak USD 7,3 miliar atau setara Rp 106 triliun.
Rusia Siap Berdialog dengan Ukraina
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan Moskow siap berdialog dengan Ukraina, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah TASS pada Selasa. Pernyataan ini disampaikan Putin saat berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
"Presiden Rusia menguraikan pendekatan berprinsip untuk negosiasi dengan perwakilan Ukraina, menekankan bahwa, terlepas dari inkonsistensi dan keengganan Kiev untuk berupaya dengan serius, pihak Rusia masih terbuka untuk berdialog," jelas Kremlin, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (4/5).
Putin juga menginformasikan Macron terkait progres "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina. Moskow menyebut invasinya di Ukraina sebagai operasi militer khusus. Dalam pembicaraan telepon itu, Putin juga meminta Barat menghentikan pasokan senjata ke Ukraina.
Pembicaraan Putin-Macron juga membahas ancaman keamanan pangan global akibat perang. Putin mengatakan sanksi Barat terhadap Rusia memperburuk situasi tersebut.
Terkait dialog Rusia-Ukraina, pekan lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan siap berdialog dengan Putin.
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam upaya membantu, Unilever Indonesia menyumbangkan donasi senilai Rp1,5 miliar melalui Lazismu.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengatakan sumber dana bantuan sosial yang dibagikan Presiden Jokowi berada di luar alokasi dana untuk bansos dan beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Ida, program mudik gratis dapat meringankan dan mempermudah para pekerja yang akan pulang ke kampung halaman saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengklaim bantuan pangan itu merupakan program lama yakni 2023, bukan program dadakan awal 2024 atau jelang Pilpres.
Baca SelengkapnyaMiliarder ini menyarankan agar para anak muda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSalurkan Bantuan Ratusan Juta, Dirut Pupuk Kaltim: Dukungan Masyarakat Penting untuk Aktivitas Bisnis
Baca SelengkapnyaMenaker Ida meminta ILO untuk melanjutkan pencapaian kerja layak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.
Baca Selengkapnya