Mensos Risma Khawatir Pandemi Buat Anak-Anak Menjadi Egois
Merdeka.com - Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada tumbuh kembang dan perubahan gaya hidup anak-anak. Akibat pembelajaran yang dilakukan secara virtual di rumah, malah membuat anak-anak tumbuh dengan sifat egois karena proses bersosialisasi dan interaksi dengan lingkungan sekolah hilang.
"Jangan sampai anak-anak berubah jadi anak-anak egois karena kurang mereka bersosialisasi dan interaksi dengan temannya," kata Mensos Risma dalam webinar Perlindungan Sosial dalam Respon Covid-19: Perlindungan dan Layanan Sosial Inklusif, Jakarta, Selasa (23/3).
Selain itu, dia juga khawatir anak-anak menjadi kurang bersemangat dalam menjalani program pembelajaran. "Banyak yang kemudian bangun siang karena tidak perlu pergi ke sekolah dan ibu mengubah pola kehidupan mereka," katanya.
Model pembelajaran jarak jauh ini juga sering kali dilakukan anak-anak sambil mengerjakan sesuatu. Mulai dari sambil mandi karena bangun siang, makan dan sebagainya. Tak hanya itu, banyak orangtua siswa juga yang mengeluhkan anak-anak menjadi bosan karena harus berada di dalam rumah.
"Kemudian setelah sekian lama ini, anak-anak menjadi bosan," katanya.
Upaya Solusi
Maka dari itu, saat dirinya masih menjadi Walikota Surabaya, Pemda setempat bekerja sama dengan stasiun televisi lokal untuk menjadwalkan pembelajaran sesuai dengan jadwal sekolah seperti biasanya. Selain itu, selama proses pembelajaran jarak jauh, anak-anak juga diwajibkan menggunakan seragam sekolah.
Atas kebijakan tersebut pun, Menteri Risma mengklaim para orangtua siswa di Surabaya merespon positif. Meski masih belajar dari rumah, namun anak-anak mereka lebih semangat dan bangun lebih pagi untuk sekolah.
"Ternyata yang terjadi kemudian orangtua merespon di medsos anak-anaknya semangat dan mereka mandi pagi, berpakaian seragam di rumah," katanya.
Menter Risma mengatakan perlu membuat suasana belajar agar tidak jenuh karena pada dasarnya usia anak merupakan waktunya mereka mengeksplorasi banyak hal. Bergerak bebas dengan melakukan banyak hal yang selama masa pandemi ini tidak bisa dilakukan karena adanya berbagai pembatasan.
Maka, masa pandemi juga menjadi tantangan bagi orangtua untuk menciptakan berbagai terobosan agar anak-anak tetap bisa tumbuh dan menampung daya kreativitasnya.
"Karena itu kita harus cari terobosan agar anak-anak kita bisa melakukan aktivitas dengan menampung data kreativitas dan sikap dibangkitkan atau bisa bersosialisasi dengan baik," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengunggah menceritakan, setelah anastesi (bius), pasien mengalami henti jantung.
Baca SelengkapnyaTanpa pikir panjang, wanita ini pun langsung ikut terjun ke kolam ikan untuk menyelamatkan anaknya.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaDengan program ini, diharapkan orang tua juga bisa mencegah anak dari bullying dan kekerasan di sekolah.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca SelengkapnyaSeorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.
Baca SelengkapnyaPada kelas terakhirnya itu, rupanya Pak Edi juga menyiapkan surat kecil untuk para mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaPraktisi kesehatan masyarakat dr. Reisa Broto Asmoro memaparkan sejumlah tanda-tanda perundungan atau bullying pada anak yang perlu diketahui oleh orang tua.
Baca Selengkapnya