Menko Darmin: Rupiah tidak akan bertahan di Rp 14.000
Merdeka.com - Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar amerika Serikat (USD) nampaknya terus menjauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Hari ini saja Rupiah sempat menembus angka Rp 14.000 per USD, angka ini merupakan angka tertinggi sepanjang 2018.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution mengatakan kondisi pelemahan rupiah pada Rp 14.000 per USD tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, angka tersebut tidak akan stagnan dan masih akan terus bergerak.
"Kurs kan sebenarnya belum, masih bergeraklah dan itu sama-sama juga dengan yang lain kita tidak sendirian. Jangan dilihat sesuatu yang aneh dan mengkhawatirkan. Memang dia tembus tapi memang tidak berarti akan bertahan di angka itu," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (7/5).
Menko Darmin mengatakan Bank Indonesia sebagai bank sentral akan melakukan langkah stabilisasi agar nilai tukar mata uang Rupiah bisa kembali normal. Salah satunya melalui kenaikan suku bunga acuan, meski langkah ini akan berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri nantinya.
"Kalau rupiah akan melemah indikasi BI kemana. Dia ingin menjaga growth (pertumbuhan ekonomi), kalau suku bunga dinaikkan growthnya agak terhambat. Memang pada situasi fluktuasi, ya pilihannya satu dari dua. Enggak bisa dua-duanya," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnya