Membongkar Fakta Ramainya Orang Indonesia Bekerja di Kilang Minyak Qatar
Merdeka.com - Profesional Ex Qatargas and Qatar Petrolium, Syarian Tampo Djamhur mengatakan tidak sedikit orang Indonesia yang bekerja di sektor minyak dan gas (migas) di Qatar. Bahkan, banyak di antara mereka yang ahli dalam mengoperasionalkan kilang migas dan memecahkan masalah terjadi di sektor tersebut
"Sebenarnya kekuatan orang kita di sana (Qatar) ini skill dalam operasionalkan kilang LNG, skill dalam troubleshooting dan ahli memecahkan masalah di kilang, itu keunggulan kita," kata Tampo dalam Webinar bertajuk Profesional/CEO Minang di Masa Dulu, Sekarang dan Masa Depan, Jakarta, Minggu (14/3).
Sebagai negara dengan cadangan gas nomor 3 di dunia, persaingan di sektor ini terus meningkat. Jumlah kilang pun bertambah seiring berjalannya waktu. Hal tersebut juga tidak terlepas dari keahlian orang-orang Indonesia yang bekerja di sektor migas.
"Berkat kemampuan orang kita di kilang ini jadi banyak pabrik kilang tumbuh yang rekrut orang Indonesia. Ambil dari Cilegon, Surabaya, Batang dan sebagainya," kata Deputi Direktur PT Lumarco Delapan Abadi ini.
Seiring berjalannya waktu, pekerja di sektor migas inipun bukan hanya dari Indonesia saja, tapi berbagai negara di dunia. Meski begitu, tidak sedikit orang-orang Indonesia yang memiliki jabatan di perusahaan migas di Qatar.
"Banyak posisi penting yang dipegang orang Indonesia di sana seperti supervisior, kepala bagian dan manager itu dipegang orang kita," kata Tampo.
"Bahkan ada orang awak ini yang jadi direktur Finansial di grup (perusahaan) di Qatar. Ini orang awak bana," ungkapnya pakai bahasa minang.
Transfer Ilmu
Tak hanya itu, Indonesia juga dikenal sebagai pekerja yang sukarela dalam transfer ilmu kepada pekerja lokal. Sebab kebijakan transfer ilmu dari pekerja asing di Qatar sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Di luar, orang Indonesia ini terkenal jadi orang yang ikhlas ngajarin orang lain karena memang ini ada dalam kontrak kerjanya," kata dia.
Hanya saja dia menyayangkan, orang Indonesia sedikit tertinggal dalam menjalankan bisnis di sektor non migas. Sektor non migas di Qatar lebih banyak dikuasai orang Filipina. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan berbahasa asing orang Indonesia di Qatar.
"Kalau orang kita ini banyaknya di sektor oil dan gas tapi sektor lain agak jarang karena terkendala bahasa dan ini butuh kemampuan bahasa yang bagus," kata dia.
Untuk itu, Tampo berpesan kepada generasi muda agar meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Selain bahasa, percaya diri juga perlu ditingkatkan. Sebab dua hal tersebut menjadi kunci utama bisa sukses untuk bekerja di luar negeri.
"Nah ini yang kita perlu ditingkatkan. Kemampuan bahasa Inggris ini perlu ditingkatkan dan rasa percaya diri juga apalagi di luar negeri ini," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaBerikut momen TKW Indonesia pulang ke Tanah Air diantar langsung oleh bosnya.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida Fauziyah menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Kuwait, Lena Maryana Mukti.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Filipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaPGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca SelengkapnyaMulai dari bebas pajak hingga cuti 40 hari menjadi hak para pekerja.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya para pemulung di Qatar, mereka bisa dengan mudah memungut mobil mewah bekas yang dibuang begitu saja.
Baca SelengkapnyaPertama, ada faktor dari sisi hulu di mana rencana-rencana produksi mengalami kendala operasional.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca Selengkapnya