Kurs Rupiah Menguat Dipicu Pengesahan RUU Cipta Kerja yang Dinilai Untungkan Investor
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat di perdagangan hari ini, Selasa (6/10). Penguatan nilai tukar dipicu pengesahan RUU Cipta Kerja yang dinilai menguntungkan investor.
"Sentimen positif dari dalam negeri juga bisa datang dari disahkannya RUU Cipta Kerja, yang dipandang menguntungkan investor dan situasi unjuk rasa terkendali," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta.
Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah juga dipicu kabar membaiknya kondisi Presiden AS, Donald Trump. Donald Trump yang dikabarkan sudah keluar dari rumah sakit usai terkonfirmasi positif Covid-19 pada pekan lalu.
Ariston mengatakan, sentimen positif kembali masuk ke aset berisiko di pasar Asia pagi ini.
"Sentimen tersebut datang dari membaiknya kondisi Trump yang sudah keluar dari RS, negosiasi kesepakatan paket stimulus AS yang mengalami kemajuan dan masih berlangsung, serta membaiknya data indeks aktivitas sektor jasa AS bulan September yang dirilis semalam," ujar Ariston.
Pelaku Pasar Keluar dari Aset Aman
Menurut Ariston, sentimen tersebut mendorong pelaku pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko, sehingga ada potensi penguatan Rupiah terhadap dolar AS pagi ini.
Pada pukul 09.42 WIB, Rupiah menguat 102 poin atau 0,69 persen menjadi Rp14.698 per USD dari sebelumnya Rp14.800 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adanya opsi diversifikasi itu memberikan para investor kesempatan yang lebih luas untuk mulai terjun di dunia kripto.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPenyaluran pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 27,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaInarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca Selengkapnya