Jokowi: Tak Mau Belajar Teknologi Baru, Insinyur dan Dokter Bakal Digantikan Robot
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat untuk terus terbuka pada wawasan baru di era digital saat ini. Terutama dengan kehadiran teknologi canggih seperti robot, yang diperkirakan bakal mengambil alih peran sejumlah tenaga ahli seperti insinyur dan dokter.
Presiden Jokowi mengatakan, efek perubahan zaman sudah terasa pada profesi-profesi konvensional seperti kasir, yang kerjaannya telah digantikan oleh teknologi.
"Ke depan akan lebih banyak lagi berubah jadi fintech. Penerjemah, sudah banyak sekali sekarang hilang karena ada aplikasi translation. Insinyur-insinyur juga bisa diganti, hati-hati dengan advanced robotic," ujarnya, Rabu (13/10).
Presiden pun menyebut, profesi sebagai dokter juga harus bisa menjawab tantangan zaman. Mereka diimbau agar tidak hanya fokus seputar hal-hal medis saja, tapi juga harus mau mempelajari urusan robot.
"Dokter sekarang sudah terjadi bukan hanya urusan obat dan lainnya, tapi juga harus ngerti urusan robotik. Karena surgery saat ini bisa dilakukan dengan advanced robotic, dan jarak jauh lagi," kata Presiden Jokowi.
"Perkembangan-perkembangan seperti ini kalau tidak kita segera antisipasi, bisa tertinggal kita. Jadi dokter di fakultas kedokteran harus segera mulai ada mata kuliah robotik, sehingga skill-hal-hal baru selalu di-update teknologinya," imbuhnya.
Oleh karenanya, Presiden Jokowi meminta agar perguruan tinggi bisa menjawab kebutuhan zaman akan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Sehingga para mahasiswa bisa mengembangkan potensinya di luar jurusan yang mereka ambil.
"Pendidikan tinggi kita harus memfasilitasi pengembangan talentanya. Jangan dipagari oleh program-program studi yang justru membelenggu, karena semuanya akan hybrid, hybrid knowledge, hybrid skill. Sehingga yang namanya mahasiswa harus paham semua," tuturnya.
Pesan Jokowi: Mahasiswa Jangan Belajar Bahasa Inggris Saja, Tapi Coding Juga Penting
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya perkembangan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Oleh sebabnya, dia turut berpesan kepada para pelajar dan mahasiswa agar lebih banyak mengenyam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan SDM disebutnya jadi perhatian utama pemerintah, utamanya dalam hal pendidikan tinggi. Namun, Presiden Jokowi juga meminta agar para pelajar dan mahasiswa tidak terkungkung dengan jurusan yang dia pegang.
"Kita harus memfasilitasi pengembangan talentanya. Jangan dipagari oleh program-program studi yang justru membelenggu, karena semuanya akan hybrid, hybirid knowledge, hybrid skill," pesan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10).
Presiden menilai, yang namanya mahasiswa harus paham berbagai hal di luar bidang studi yang dipelajarinya. Terlebih dalam menyambut era revolusi industri 4.0, yang banyak memakai ilmu dari bidang matematika dan komputer.
"Bahasa bukan Bahasa Inggris saja, tapi bahasa coding penting ke depan. Karena ke depan banyak pekerjaan-pekerjaan yang hilang, tapi juga muncul pekerjaan-pekerjaan baru," tegasnya.
Sebagai contoh, dia menyoroti profesi kasir yang kini telah tergantikan oleh perangkat teknologi. Presiden Jokowi pun mewanti-wanti insinyur agar berhati-hati dengan sistem advanced robotik.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam menghadapi disrupsi teknologi yang sangat pesat, pemerintah membutuhkan para pembelajar muda.
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaKepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai penguasaan teknologi semakin dibutuhkan. Sehingga, TNI-Polri mesti adaptif mempelajari ilmu pengetahuan teknologi.
Baca Selengkapnya