Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indikator Pemulihan Meningkat, Kadin Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Positif di 2021

Indikator Pemulihan Meningkat, Kadin Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Positif di 2021 pertumbuhan ekonomi. merdeka.com /Arie Basuki

Merdeka.com - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia pada tahun 2021 tumbuh positif menyusul peningkatan sejumlah indikator ekonomi. Indikator tersebut seperti indeks manufaktur, indeks penjualan ritel, konsumsi semen, konsumsi listrik, serta impor bahan baku dan barang modal.

"Perbaikan indikator ekonomi menumbuhkan optimisme bahwa pemulihan ekonomi nasional sedang berlangsung. Kebijakan yang digulirkan pemerintah sudah tepat dan pengusaha juga konsisten mendukung pemerintah untuk memulihkan ekonomi," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (8/4).

Arsjad Rasjid juga merupakan salah satu calon Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026.

Pemerintah memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali ke kisaran 4,3-55 persen pada 2021, melonjak jauh di atas realisasi pertumbuhan ekonomi 2020 yang terkontraksi 2 persen.

Menurut dia, selain indikator ekonomi, penambahan kasus positif harian Covid-19 yang terus menurun dan vaksinasi Covid-19 semakin masif di berbagai daerah juga menjadi faktor bahwa dunia usaha akan semakin membaik.

Sejumlah kebijakan pemerintah seperti insentif relaksasi PPnBM untuk Kendaraan Bermotor (KB), serta PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk Rumah Tapak dan Rumah Susun di sektor properti mendorong gerak perekonomian.

Industri otomotif adalah sektor padat karya yang mempekerjakan langsung sebanyak 1,5 juta pekerja dan 4,5 tenaga kerja tidak langsung. Selain itu, industri pendukung otomotif berkontribusi Rp 700 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2019.

"Kolaborasi sinergi antara pemerintah dan dunia usaha terus terjalin baik. Saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 7.451 pabrik yang menghasilkan produk input untuk industri otomotif. Kita harus mempertahankan basis industri otomotif nasional untuk memajukan ekonomi nasional,” katanya.

Pemerintah secara konsisten mengimplementasi kebijakan ekonomi untuk memperkuat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tersebar di berbagai daerah. Alokasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun 2021 sebesar Rp 699,43 triliun, di mana sebanyak Rp184,83 triliun dianggarkan untuk UMKM.

Untuk mendukung kebangkitan UMKM dan pembiayaan korporasi pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui enam stimulus, yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit.

"Kadin mengapresiasi kebijakan pemerintah yang fokus pada pemulihan UMKM yang berperan strategis bagi perekonomian nasional. UMKM berkontribusi 61,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97 persen dari total angkatan kerja atau 116,9 juta orang," kata Arsjad.

Gerakkan Daerah untuk Kembangkan Ekonomi Nasional

Dalam pencalonan diri sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rasjid memiliki visi untuk mengoptimalkan potensi Kadin daerah yang sebelumnya masih terabaikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketua Kadin Kalimantan Utara, Kilit Laing, menilai pernyataan Arsjad yang menyebut bahwa mengembangkan ekonomi nasional, maka harus menggerakkan potensi ekonomi di daerah, sudah tepat.

Kilit melihat, setiap daerah memiliki problem dan tantangan yang berbeda dan mengelola serta mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki. Ke depan, semua potensi perlu dikelola dengan baik. Ardjad dinilai memiliki kemampuan.

"Saya melihat visi misi Arsjad mengenai kebutuhan pengusaha daerah yang selama masa lalu terabaikan, semoga ini terwujud karena harus didukung oleh pemerintah," jelas Kilit.

Tantangan lain, bahwa perlu pendekatan khusus di tiap daerah karena ada kelebihan di masing masing daerah yang perlu dilihat sebagai potensi ekonomi. Kata dia, Kadin di bawah Ardjad diyakini akan mampu menyelesaikan tantangan yang dihadapi secara daerah per daerah.

Kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh daerah, kata dia, maka Kadin harus hadir untuk membantu menyelesaikan tantangan tersebut.

Oleh karena itu, ujar dia, dibutuhkan sinergitas antara Kadin Indonesia dengan Kadin di tingkat daerah dalam mengoptimalkan peran membantu pemerintah menggerakkan ekonomi. Menuntaskan masalah yang masih ada.

"Di sinilah Kadin Indonesia bekerja sama dengan Kadin daerah, harus bersinergi," ungkap dia.

Kadin di daerah juga berharap ada perbaikan organisasi agar lebih dipercaya oleh masyarakat. Kata dia, para ketua umum Kadin daerah mengharapkan ada perbaikan di Kadin untuk lebih di percaya masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Ia optimis Arsjad akan mampu membawa Kadin lebih baik. Kata dia, Kadin harus bersatu, bergotong royong, jangan sampai terpecah belah.

Pendapat yang sama disampaikan Joni Isnaini selaku Ketua Kadin Kalimantan Barat. Joni menilai, majunya Arsjad bisa membawa Kadin bersinergi dengan daerah.

"Karena bagaimanapun Kadin daerah perlu sinergi untuk lebih baik lagi ke depan," katanya.

Kadin daerah, katanya, harus juga bisa mengakomodir kepentingan masyarakat dan pengusaha kecil lainnya. Jangan sampai, nantinya, Kadin tidak bisa mengakomodir berbagai kebutuhan tersebut.

Para pengusaha daerah siap mendukung perbaikan Kadin di bawah Arsjad sehingga Kadin dan pemerintah bisa bersama-sama bersinergi untuk mensejahterakan masyarakat dan bangsa.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya