Indef Kritik Pemerintah Belum Manfaatkan Peluang di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini menilai kinerja pemerintah belum maksimal dalam menangani pandemi covid-19, baik di sektor Kesehatan maupun ekonominya.
"Banyak peluang yang hilang. Memang hampir keseluruhan dari sektor itu mengalami pertumbuhan negatif tapi sebenarnya saat krisis itu justru ada peluang. Saat ini beban krisisnya tidak teratasi, sektor-sektor transportasi dan akomodasi tumbuhnya negatif berat sekali," kata Didik dalam press conference Indef, Kamis (6/8).
Dia melihat peluang-peluang yang sebenarnya bagus yaitu di sektor informasi dan komunikasi (Infokom). Seharusnya sektor infokom tumbuh dua digit, namun nyatanya tidak. Didik menyebut kinerja Menteri Komunikasi dan Informatika hanya diam menunggu arahan dari Presiden tanpa inisiatif sendiri.
Dia menyarankan kepada pemerintah bahwa sektor infokom ini perlu dilakukan revolusi, termasuk di tiang listrik dengan bekerja sama dengan perusahaan IT. Kemudian disebarkan ke seluruh Indonesia melalui tiang-tiang listrik.
"Nah sekarang tiang listrik itu sewanya dipatok mahal sekali. Sekarang diberi gratis saja atau diskon separuh atau disubsidi pemerintah karena tingkat elektrifikasi atau pengaliran listrik sudah 95 persen seluruh Indonesia,” katanya.
Jika ada banyak daerah yang hingga kini tidak dapat sinyal, itu mutlak karena ketidakmampuan pemerintah dalam kebijakan infokom. Dia menegaskan Kembali revolusi tiang listrik itu mudah.
"Fiber optic itu murah, yang mahal itu sewa tiang listrik, padahal kalau nempel di tiang listrik tidak bayar demi pendidikan dan seterusnya tidak masalah. Justru dalam keadaan krisis harus menciptakan peluang yang banyak," ujarnya.
Sektor Kesehatan
Selain itu, dia juga menyebut sektor Kesehatan mengalami hal serupa. Sektor Kesehatan itu seperti 'drakula' yakni menghisap darah devisa.
"90 persen itu diimpor dan banyak mafia, masyarakat susah mendapatkan akses kepada obat itu gara-gara ada indikasi monopoli dan perhantuan di sektor Kesehatan. Pengusaha-pengusaha di sektor Kesehatan itu kaya-kaya,” sebutnya.
Demikian dengan sektor pendidikan seharusnya tidak mengalami hambatan. Namun, karena kinerja pemerintah yang dinilai tidak becus dalam menangani dampak pandemi, maka banyak masyarakat yang menjadi korban, salah satunya anak sekolah.
"Banyak anak-anak di daerah tidak bisa belajar karena tidak dapat internet, mereka harus naik ke atas pohon untuk memasang antena atau lainnya. Masalahnya Pemerintah tidak berpikir saja," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca SelengkapnyaDahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Semen Indonesia dinilai mampu mempertahankan kinerja positif dengan mengamankan sektor penjualan dan pendapatan.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR RI berkomitmen penuh untuk terus mendorong program-program pengembangan peningkatan kualitas generasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaKeterbukaan informasi publik memiliki peran signifikan dalam pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Baca SelengkapnyaPDIP akan mencermati terlebih dahulu dinamika politik yang ada jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya