Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, Harga Pertalite Cs Bakal Naik?

Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, Harga Pertalite Cs Bakal Naik? Pemerintah berencana hapus Premium dan Pertalite. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menyampaikan, konflik Rusia vs Ukraina akan menyulut kenaikan harga minyak dunia hingga mencapai level tertinggi sebesar USD 105 per barel.

Dia menyebut, situasi ini, tidak menguntungkan sama sekali bagi Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor terbesar komoditas minyak mentah.

"Sebagai negara net importer, Indonesia tidak diuntungkan sama sekali atas kenaikan harga minyak tersebut. Bahkan, membumbungnya harga minyak itu justru merugikan dan memperberat beban APBN," ujarnya kepada Merdeka.com, Sabtu (26/2).

Dalam kondisi tersebut, pemerintah diminta tidak cukup hanya memantau perkembangan yang terjadi. Tetapi, harus mengantisipasi dan membuat proyeksi harga minyak yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan terkait harga BBM di dalam negeri.

"Kalau harga BBM tidak dinaikkan, Pertamina harus menjual BBM di bawah harga keekonomian, yang berpotensi menanggung beban kerugian," ujarnya.

Namun, lanjutnya, beban kerugian Pertamina tersebut bisa diganti oleh pemerintah dalam bentuk dana kompensasi. Kenaikan harga minyak dunia tidak begitu berdampak terhadap Pertamina, tetapi akan memperberat beban APBN.

Untuk mengurangi beban APBN, pemerintah harus memutuskan kebijakan terhadap harga BBM. Antara lain menaikkan harga Pertamax sesuai harga pasar, menghapus Premium yang serap subsudi tinggi, tidak menaikan harga Pertalite dengan mengalihkan subsidi Premium, sehingga harga Pertalite tidak dinaikkan.

"Tapi, kenaikan harga Pertalite akan punya dampak domino menaikkan inflasi dan menurunkan daya beli rakyat. Pasalnya, jumlah konsumen BBM Pertalite terbesar dengan proposi mencapai 63 persen," ungkapnya.

Selain itu, buntut dari perang Rusia vs Ukraina, pemerintah perlu menyesuaikan ICP secara proporsional dengan perkembangan harga minyak dunia.

Obsesi Lama Vladimir Putin Atas Ukraina Demi Keagungan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang meluncurkan invasi ke Ukraina pada Kamis pagi, telah lama terobsesi mengembalikan negara tersebut ke dalam genggaman Moskow, atas nama keagungan Rusia.

Bagi banyak orang Rusia dari generasinya, yang besar dengan propaganda Soviet, disintegrasi Uni Soviet dan lingkup pengaruhnya yang lenyap masih menjadi luka yang menganga.

Bagi Putin, seorang pegawai KGB yang berbasis di Jerman Timur pada saat Uni Soviet perlahan runtuh - antara 1989 dan 1991 - ini merupakan sebuah kekalahan personal.

Pemimpin Rusia itu pernah mengatakan berkali-kali, dia mengalami penderitaan yang sama seperti saudara sebangsanya ketika imperium Soviet runtuh, di mana baru-baru ini dia mengklaim dia terpaksa jadi sopir taksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat kembali ke tanah airnya.

Bagi banyak orang Rusia, bertahun-tahun setelah Soviet runtuh yang ditandai dengan penghinaan dan kemiskinan - kontras yang sangat mencolok dengan keberhasilan dan kemakmuran Barat pada saat itu.

Putin mengklaim bahwa akhir dari Uni Soviet merupakan "bencana geopolitik terbesar pada abad ke-20" - walaupun Rusia melalui dua perang dua.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (24/2), retorika Putin menjadi lebih ekstrem dalam beberapa pekan terakhir, ketika antara 150.000 dan 200.000 tentara Rusia dikumpukan di sepanjang perbatasan Ukraina, mendorong dibukanya upaya diplomatik yang luas dengan tujuan mencegah invasi.

Dalam sebuah pidato pada 21 Februari, Putin tanpa dasar menuduh Ukraina ingin mengembangkan senjata nuklir dan menyebut pemerintahan Ukraina sebagai rezim "neo-Nazi" yang memikul tanggung jawab untuk setiap pertumpahan darah yang lebih jauh.

Dia mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis dan mengizinkan pengerahan pasukan "penjaga perdamaian" ke dua wilayah yang dikuasai pemberontak pro Rusia itu, Donetsk dan Luhansk.

Lahir dari keluarga kelas pekerja asal Saint Petersburg, Putin pada 2015 mengatakan, "jika sebuah pertempuran tak terelakkan, Anda harus pertama menyerang."

Salah satu gurunya, Vera Gurevich, mengatakan ketika Putin berusia 14 tahun mematahkan kaki salah satu teman sekelasnya, presiden masa depan itu mengatakan beberapa "hanya memahami kekuatan".

Dia telah berulang kali mempertanyakan gagasan tentang identitas dan kenegaraan Ukraina yang berbeda. Putin mengklaim dua revolusi Ukraina - pada 2005 dan 2014 - yang menyingkirkan elit-elit Rusia adalah hasil rencana Barat.

Kembali pada 2008, menurut media Rusia dan AS, Putin mengatakan timpalannya dari AS saat itu, George W Bush bahwa "Ukraina bahkan bukanlah sebuah negara".

Selama konferensi pers akhir tahunnya pada Desember 2021, Putin lagi-lagi membuat orang mengernyitkan alisnya ketika mengarakan Ukraina "diciptakan" oleh Vladimir Lenin, pendiri Uni Soviet.

Beberapa bulan sebelumnya, dalam sebuah artikel panjang berjudul "Tentang Persatuan Bersejarah Orang Rusia dan Orang Ukraina", dia mengatakan keputusan Kyiv didorong oleh rencana "anti Rusia" Barat.

Stanovaya mengatakan Putin selalu percaya bahwa orang Ukraina sendiri pro Rusia yang telah menjadi "target manipulasi".

Stanovaya menambahkan, dalam pemahaman Kremlin, perang tidak akan menjadi serangan pada Ukraina, tapi sebuah pembebasan bagi rakyat Ukraina dari penjajah asing.

Kremlin selama bertahun-tahun mengulang kalimatnya bahwa Barat telah mengambil keuntungan dari kelemahan Rusia pasca-Soviet untuk membangun kamp di dekatnya, mengkhianati janji-janji samar yang dibuat saat senjakala Uni Soviet.

Apa yang mendorong Putin, kata Makarkin, "adalah hasrat untuk menghentikan waktu".

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tahan Kenaikan Harga Bensin Akibat Konflik Iran Vs Israel, Pemerintah Bakal Tambah Subsidi BBM
Tahan Kenaikan Harga Bensin Akibat Konflik Iran Vs Israel, Pemerintah Bakal Tambah Subsidi BBM

Pemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran Vs Israel, Segini Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024
Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran Vs Israel, Segini Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Daftar harga BBM Pertamina per tanggal 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya
Ada Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik
Ada Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik

Pemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alasan Harga BBM Pertamina Tetap Stabil Meski Harga Minyak Dunia Tinggi
Alasan Harga BBM Pertamina Tetap Stabil Meski Harga Minyak Dunia Tinggi

Pertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Akibat Serangan Houthi di Laut Merah
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Akibat Serangan Houthi di Laut Merah

Tujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel
Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel

Konflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.

Baca Selengkapnya
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?
Usai Tertahan di Februari 2024, Harga BBM Pertamina Bakal Naik Usai Pemilu?

Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya
Kabar Gembira, Harga BBM Tak Bakal Naik Hingga Juni Meski Konflik Israel Vs Iran Memanas
Kabar Gembira, Harga BBM Tak Bakal Naik Hingga Juni Meski Konflik Israel Vs Iran Memanas

Pemerintah terus memonitor perkembangan konflik Iran-Israel dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario kebijakan.

Baca Selengkapnya
Konflik Geopolitik Memanas, Ekonom Senior Soroti Kebijakan Pertamina
Konflik Geopolitik Memanas, Ekonom Senior Soroti Kebijakan Pertamina

Jika dalam situasi geopolitik seperti sekarang, Pertamina menaikkan harga BBM misalnya, maka efek spiralnya ke mana-mana.

Baca Selengkapnya