Imbas Pandemi, 2 Juta Anak-Anak Indonesia Terancam Miskin di 2021
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 berkepanjangan memberikan banyak dampak negatif terhadap kegiatan sosial ekonomi di Indonesia. Jika penyebaran virus tak dapat dihentikan, bahkan diprediksi 2 juta anak di Indonesia akan jatuh ke jurang kemiskinan pada 2021 ini.
Peneliti Senior The SMERU Research Institute, Athia Yumna mengatakan, anak-anak jadi salah satu kelompok yang kehilangan banyak hal selama masa krisis ini. Meskipun tidak banyak disorot lantaran bukan masuk dalam golongan yang rentan terjangkit Covid-19.
Menurut riset yang dilakukan The SMERU Research Institute dengan sampel 12.000 rumah tangga pada Oktober-November 2020 lalu, dia menyampaikan, sekitar 3 dari 4 rumah tangga yang memiliki anak mengalami penurunan pendapatan.
Indikasinya, kemiskinan anak dapat meningkat, terlebih jika pemerintah menyetop program bantuan sosial (bansos) untuk rumah tangga pada tahun ini. "Unicef sudah memperkirakan, lebih dari 2 juta anak akan jatuh ke kemiskinan jika bantuan sosial untuk rumah tangga dihentikan pada tahun ini, pada 2021," ujar Athia dalam sesi webinar, Kamis (4/3).
Athia lantas memaparkan hasil riset yang didapatnya, bahwa penyaluran bansos telah banyak membantu meringankan beban rumah tangga dalam masa yang sulit ini.
"Tapi krisis belum akan berakhir dalam waktu dekat, sehingga penyaluran bantuan sosial masih diperlukan dengan penyempurnaan-penyempurnaan berkaca pada bantuan-bantuan sebelumnya di 2020," ungkapnya.
Selanjutnya
Berdasarkan hasil temuan studi tersebut, dia lantas memberikan konfirmasi bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak sangat parah kepada keuangan rumah tangga. Kondisi ini kemungkinan juga masih akan berlanjut pada 2021.
"Kami menemukan 3 dari 4 rumah tangga mengalami penurunan rumah tangga, utamanya pada yang memiliki anak dan yang tinggal di perkotaan," kata Athia.
Kemudian, sekitar 14 persen pencari kerja utama di keluarga harus pindah kerjaan akibat pandemi. Namun, separuhnya berpindah dari pekerjaan formal ke informal.
"Setengah dari rumah tangga tidak memiliki tabungan. Sehingga sebagai akibat dari bertahan, 1 dari 3 rumah tangga harus menjual barang, kemudian seperempatnya meminjam secara informal dari keluarga atau teman," tutur Athia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaMana lebih besar antara gaji PNS dan gaji PPPK atau biasa disebut PNS 'part time'
Baca Selengkapnya